PSSI Dapat Dana Rp199,7 M: Erick Thohir Didesak Sikat Mafia Bola, Bagaimana Prestasi Timnas?

Sukabumiupdate.com
Rabu 16 Apr 2025, 17:39 WIB
PSSI Dapat Kucuran Anggaran Rp199,7 Miliar, Erick Thohir Didesak Bersihkan Mafia Bola, Bagaimana dengan Prestasi Timnas Indonesia? (Sumber : IG Erick Thohir)

PSSI Dapat Kucuran Anggaran Rp199,7 Miliar, Erick Thohir Didesak Bersihkan Mafia Bola, Bagaimana dengan Prestasi Timnas Indonesia? (Sumber : IG Erick Thohir)

SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah mengucurkan dana fantastis sebesar Rp199,7 miliar untuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). 

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi PKB, Lalu Hadrian Irfani, mendorong Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk segera menindak para pelaku yang selama ini merusak citra sepak bola nasional—sering disebut sebagai mafia bola.

"Kami mengapresiasi Presiden Prabowo yang menyetujui anggaran Rp 199 miliar, hampir Rp 200 mililiar untuk pembinaan sepak bola kita. Ini bentuk kepedulian Pak Prabowo terhadap kemajuan sepak bola Indonesia," terang Lalu Ari, sapaan akrab Lalu Hadrian Irfani, dalam keterangannya dikutip Rabu (16/4/2025).

Ia mengakui bahwa DPR sempat terkejut dengan besarnya dana yang dialokasikan untuk PSSI. Namun, DPR dapat memahami langkah ini karena Presiden Prabowo memiliki visi agar Indonesia bisa tampil di putaran final Piala Dunia.

Sebagai Ketua DPW PKB NTB, Lalu Ari meminta PSSI agar menggunakan anggaran tersebut secara optimal untuk pengembangan sepak bola nasional, sesuai arah kebijakan dan rencana strategis (blue print) yang telah dirancang.

"Gunakan anggaran sebaik-baiknya. Anggaran itu bisa digunakan untuk melaksanakan blue print yang sudah dibuat PSSI," papar mantan anggota DPRD NTB itu.

Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya komitmen Erick Thohir dalam melakukan pembersihan internal di dalam PSSI dari orang-orang yang selama ini menjadi penghambat kemajuan sepak bola nasional. Keberanian untuk mengambil langkah tegas dinilai mutlak.

"Habisi saja mereka. Tidak perlu ada pembelaan-pembelaan. Saya termasuk orang yang tidak senang dengan oknum-oknum yang merusak sepak bola kita," tegasnya.

Menurutnya, sepak bola Indonesia tidak akan mampu berkembang jika individu-individu bermasalah tersebut masih bercokol di dalam tubuh organisasi PSSI. Mereka justru akan terus menjadi penghambat kemajuan sepakbola Nasional.

Lalu Ari mengingatkan PSSI agar belajar dari berbagai persoalan di masa lalu. Ia berharap situasi buruk yang pernah terjadi tidak kembali terulang di bawah kepemimpinan Erick Thohir.

"Masak sih di tahun 2025 ini, kita akan ulang lagi di saat ketua federasi sepak bolanya adalah Pak Erick Thohir. Itu sungguh memalukan sekali," ungkap alumnus STT Telkom Bandung itu.

Lalu Ari juga kembali menegaskan pentingnya langkah pembersihan demi masa depan sepak bola yang lebih baik di mata dunia. Dukungan terhadap tim nasional pun diberikan, apalagi setelah kemenangan Timnas U-17 atas Yaman.

"Masa depan sepak bola kita ada di tangan anak-anak muda Timnas U-17. Kami mendukung kemajuan sepak bola Indonesia," tandas Lalu Ari.

Dukungan anggaran besar yang diterima PSSI tentu memunculkan ekspektasi tinggi dari publik terhadap peningkatan prestasi Timnas Indonesia di semua kelompok usia.

Terlebih lagi, saat ini skuad senior Timnas Indonesia ditangani oleh pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert, bersama staf kepelatihannya. 

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, Kluivert menerima bayaran sekitar Rp18 miliar per tahun—angka ini berasal dari kontrak dua tahun senilai total Rp36 miliar.

Di sisi lain, Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI bukan hanya dibebani harapan untuk memberantas praktik mafia bola di tubuh organisasi, tetapi juga dituntut menunjukkan kemajuan prestasi Timnas Indonesia secara nyata.

Bagaimana sebenarnya capaian Timnas di bawah kepemimpinan Erick Thohir?

Tempat nobar Timnas Indonesia vs Bahrain di Sukabumi.Timnas Indonesia. | Instagram Kevin Diks

Prestasi Timnas Indonesia di Bawah Erick Thohir

Erick Thohir resmi menjabat sebagai Ketua Umum PSSI untuk periode 2023–2027 setelah terpilih melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada 16 Februari 2023.

Sejak saat itu, sejumlah prestasi berhasil diraih. Pada 2023, Timnas Indonesia mencetak sejarah dengan lolos ke putaran final Piala Asia dari tiga kategori—Timnas Senior, U-20, dan U-23—di bawah pelatih Shin Tae-yong. Timnas Senior bahkan melaju hingga babak 16 besar Piala Asia 2023.

Momen gemilang lainnya adalah perolehan medali emas sepak bola di SEA Games 2023 Kamboja—mengakhiri penantian selama 32 tahun. 

Indonesia juga sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17, dengan Arkhan Kaka mencatatkan diri sebagai pemain Indonesia pertama yang mencetak gol dalam ajang tersebut.

Memasuki 2024, prestasi Timnas terus berlanjut. Timnas U-23 lolos ke semifinal Piala Asia U-23 dan Timnas Senior berhasil menembus putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 bersama pelatih Shin Tae-yong.

Pada Juli 2024, Timnas U-19 keluar sebagai juara Piala AFF U-19 di bawah pelatih Indra Sjafri.

Prestasi juga datang dari cabang olahraga elektronik, di mana Indonesia menjuarai FIFA eFootball Manager 2024 pada September. 

Sementara itu, tim futsal pria meraih gelar juara Piala AFF Futsal 2024, disusul tim futsal wanita yang juga merebut gelar yang sama pada Desember. Menjelang akhir tahun, Indonesia kembali juara untuk kategori konsol dalam ajang FIFA eFootball 2024.

Pada tahun 2025, Timnas U-17 memastikan tiket ke putaran final Piala Dunia U-17 2025, sementara Timnas Senior di bawah pelatih baru Patrick Kluivert mencatat satu kemenangan dan satu kekalahan dalam laga perdananya.

Capaian penting lainnya adalah kenaikan peringkat Timnas Indonesia ke posisi 123 dunia dalam rilis FIFA per 3 April 2025. 

Namun, selain fokus pada prestasi, Erick Thohir juga dihadapkan pada pekerjaan rumah besar seperti membersihkan praktik tidak profesional di dalam organisasi PSSI. 

Salah satu contohnya adalah kekacauan dalam pengundian Liga 4 yang dinilai tidak transparan dan tidak profesional hingga harus diulang.

Dengan dana besar yang kini dimiliki PSSI, tantangan yang dihadapi Erick Thohir pun semakin kompleks. 

Apakah ia mampu membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, membasmi mafia bola, dan sekaligus meningkatkan kualitas kompetisi domestik seperti Liga 1—yang masih sering menuai kritik soal kualitas wasit maupun implementasi VAR?

Waktu yang akan menjawab.

 

Berita Terkait
Berita Terkini