SUKABUMIUPDATE.com - Pertandingan Persib vs Persija dalam lanjutan BRI Liga Satu dilaksanakan di Stadion Sijalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (23/9/2024) kemarin.
Namun, usai pertandingan dimenangkan oleh Persib Bandung dengan skor 2-0, terjadi keributan antarsuporter The Jak Mania dengan Ultras Persib sekira pukul 17:30 WIB.
Keributan tersebut terjadi di Jalan Pajagalan, Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi dan menyebabkan pagar rumah warga rusak. Hingga artikel ini ditayangkan, kericuhan suporter di Sukabumi usai Laga Persib vs Persija masih viral di media sosial.
Mengkaji sisi lain soal suporter Persija Jakarta, ternyata The Jakmania sudah eksis sejak zaman Hindia Belanda. Suporter Persija Jakarta ini tak selalu mereka yang berdomisili di ibu kota, mulai dari sabang sampai merauke jika mendukung Persija maka mereka adalah The Jakmania.
Berikut ulasan tentang lahirnya Suporter Setia Persija Jakarta, yakni "Asal Usul The Jakmania" sang pendukung klub sepak bola Macan Kemayoran, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:
Asal Usul The Jakmania, Suporter Setia Persija Jakarta
The Jakmania adalah nama suporter klub sepak bola Persija Jakarta. The Jakmania sebenarnya merupakan singkatan dari "The Jakarta Mania".
Perjalanan Jakmania atau The Jak dalam mendukung Persija rupanya tidak selalu mulus seperti saat ini.
Berdasarkan kilas balik The Jakmania pada zaman Hindia Belanda, klub sepak bola satu ini dikenal dengan nama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ). Kala itu, suporter setianya bernama "VIJers".
Namun, berselang waktu setelah Indonesia merdeka, VIJers sempat menghilang hingga akhirnya VIJ mengganti namanya menjadi Persidja. Persidja kemudian bergabung dengan organisasi Voetbalbond Batavia en Omstreken (VBO).
Persija Fans Club (PFC) muncul ke permukaan sebagai kelompok suporter, yang pada awalnya hanya terbuka untuk keluarga pemain, pengurus Persija, dan beberapa artis ibu kota.
Oleh karena ketidakjelasan PFC dan sedikitnya suporter Persija saat itu, muncul lah gagasan untuk membentuk suporter baru pada tahun 1997. Sejak masa itulah awal mula Jakmania lahir sebagai Suporter Setia Persija Jakarta alias Macan Kemayoran.
Baca Juga: Sukabumi Ricuh Usai Laga Persib vs Persija, Ini Asal Usul Bobotoh
Lahirnya Jakmania berasal dari Diza Rasyid Ali, yang pada masa itu menjadi manajer Persija. Ide pembentukan Jakmania mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta yang sedang menjabat, Sutiyoso.
The Jakmania awalnya hanya beranggotakan sekitar 100 orang dan 40 pengurus. Gugun Gondrong, salah satu figur yang dikenal di mata masyarakat, dipilih sebagai pemimpin mereka. Meskipun Gugun merupakan seorang selebriti, namun dengan membawa label The Jak, ia ingin merasa sama dengan suporter setia Persija Jakarta lainnya.
The Jakmania dilambangkan dengan sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf "J,". Ide Lambang The Jakmania diusulkan oleh Edi Supatmo, yang saat itu menjadi Humas Persija. Hingga kini, lambang tersebut masih dipertahankan sebagai simbol jati diri The Jakmania.
The Jakmania tidak tumbuh dengan tangan kosong, melainkan dipupuk oleh harapan untuk membangkitkan kembali semangat sepak bola di Jakarta, baik dari tim maupun pendukungnya.