SUKABUMIUPDATE.com - Prestasi tim nasional (timnas) Indonesia U-23 yang berhasil menembus empat besar Piala Asia U-23 2024 tidak dapat dilepaskan dari peran pesepak bola keturunan yang dinaturalisasi. Nathan Tjoe-A-On menjadi salah satu pemain Garuda Muda kelahiran Belanda yang tampil bersinar di ajang tersebut.
Selain Nathan, terdapat sepuluh pesepak bola lainnya yang sudah dinaturalisasi sejak Shin Tae-yong menjadi pelatih timnas Indonesia (senior dan kelompok umur) pada Januari 2020. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mulai bergerak menaturalisasi pemain keturunan pada 2022 dengan restu juru strategi asal Korea Selatan itu.
Fenomena pemain sepak bola asing, baik keturunan maupun kelahiran Indonesia, sudah ada sejak dulu. Bahkan satu pesepak bola Eropa, tepanya Belanda, adalah dari Sukabumi. Dia bernama lengkap Emil Gustav "Miel" Mundt atau disebut Miel Mundt, lahir di wilayah Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, pada 30 Mei 1880.
Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah mengungkapkan Mundt adalah anak dari G.C.F.W. Mundt, administrator Parakansalak saat itu. Mundt tumbuh di lingkungan perkebunan Parakansalak dan foto kecilnya saat naik gajah pernah berbedar. Mundt dipotret sedang naik gajah pada usia kurang lebih delapan tahun.
"Mundt menunggang gajah paling depan bersama adiknya. Gajah yang dibawa dari Sumatera tersebut adalah salah satu gajah yang ada di Sukabumi. Ketika itu gajah lainnya bernama Si Toekoe (Tengku) berada di Sinagar Cibadak," kata Irman kepada sukabumiupdate.com pada Senin (6/5/2024).
Baca Juga: Ketika Gamelan Sari Oneng Parakansalak Sukabumi Tampil di Peresmian Menara Eiffel
Menurut Irman, ayah Mundt adalah pemrakarsa gamelan Sari Oneng bersama Kerkhoven dari Sinagar. Selama di Parakansalak, kesukaan Mundt adalah bermain bola kulit. Tempat bermainnya di depan landhuis atau gedung patamon. Tak jelas Mundt sekolah di mana, namun tercatat dia kuliah di Belanda dan kurang berminat dengan dunia perkebunan. Mundt lebih suka menendang bola dan akhirnya menjadi pemain yang berposisi sebagai gelandang.
"Sejak kuliah di Belanda dia ikut klub sepak bola dan mendaftar di Haagse Voetbal Vereniging. Mundt memulai debut profesionalnya pada usia 19 tahun. Bermain dalam 320 pertandingan antara 1899-1916 dan enam kali menjadi juara Belanda. Mundt juga turut dalam Olimpiade Musim Panas 1908 yang diselenggarakan di London," ujarnya.
Selain Mundt, pemain lain yang diikutsertakan ke olimpiade adalah Reinier Bertus Beeuwkes, Johannes Jacobus van den Berg, Frans de Bruijn Kops, Victor Albert Gonsalves, Johannes Cornelis Heijning, Karel Heijting, Johan Adolph Frederik Kok, Johannes Marius de Korver, Lo La Chapelle, Louis Otten, Jops Reeman, Toine van Renterghem, Edu Snethlage, Johan Wilhelm Eduard Sol, Johannes Thomée, dan Caius Welcker.
Belanda tidak ikut babak penyisihan, tetapi dalam pertandingan pertama masuk semifinal melawan Inggris. Dalam pertandingan tersebut Belanda kalah 0-4, kemudian menang melawan Swedia 2-0 dalam laga memperebutkan medali perunggu. Pada 1908 dan 1909, Mundt bermain empat kali untuk timnas Belanda dan menjadi kapten.
Pada akhir 1920-an dan awal 1930, Mundt duduk di komisi pemilihan Nationaal Voetbal Bond (NVB) bersama Henk Herberts dan Karel Lotsy. Mundt selanjutnya meninggal di Rotterdam, Belanda, pada 17 Juli 1949 atau berusia 69 tahun sebagai tokoh sepak bola yang dihormati.
Baca Juga: Indonesia Cetak Sejarah! Tim Debutan yang Berhasil Lolos ke-8 Besar Piala Asia U-23 2024
Tak hanya Mundt, Irman mengatakan ada pula nama Lothar Van Gogh, pesepak bola Belanda kelahiran Sukabumi pada 7 Februari 1888. Dia bermain sebagai penyerang dan menjadi bagian dari timnas Belanda. Van Gogh memainkan dua pertandingan dan mencetak dua gol. Pertandingan pertamanya adalah 14 April 1907.
Van Gogh merupakan keluarga patriciaat yang sangat dihormati di Belanda karena banyak yang menjadi pejabat terkemuka seperti ilmuwan, pengkhotbah, dokter, pejabat dan/atau pengusaha.
Van Gogh adalah putra Jeanette Louise Vos (1854–1906) dan Johannes Van Gogh (1854–1913), seorang pemilik perkebunan kopi di Sukabumi yang juga sepupu dari Vincent van Gogh, administrator kolonial sipil di Hindia Belanda. Vincent Van Gogh sendiri adalah sepupu Vincent Van Gogh, pelukis Belanda dengan nama yang sama.
Vincent Van Gogh (bersama Johannes Van Gogh) mendapatkan sewa/erpfacht tanah di wilayah Palabuhanratu tahun 1897 dengan luas 51 bow/35 hektare. Lokasinya bernama Saninten dengan izin yang diberikan tanggal 8 Maret 1897. Dia pun memiliki saham di beberapa perkebunan di sekitar Ciseureuh dan Ciomas, bahkan pernah menjabat sekretaris pada soekaboemische landbouwvereeniging. Keluarga Van Gogh lainnya ada yang menjadi pemilik dan administrator perkebunan teh Gunung Paok Palabuhanratu dan meninggal pada 1949.
"Banyak dari keluarga Lothar yang menjadi olahragawan sehingga hobi dia juga berolahraga sampai bermain 19 kali untuk tim kriket Belanda sebagai pemukul klub kriket Rood Wit antara 1904 dan 1922. Dia satu-satunya anggota keluarga yang berhasil masuk timnas Belanda sebagai pesepak bola. Latihan olahraga diperkenalkan kepada saudara-saudaranya oleh ayah Van Gogh sejak usia dini selama di perkebunan Sukabumi, ketika olahraga masih belum umum dilakukan masyarakat," kata Irman.
"Selain kriket dan sepak bola, Lothar pun bermain hoki. Sementara dalam sepak bola, dia menjadi gelandang dan bek yang Tangguh. Dalam menyerang, Lothar bekerja dengan perhitungan paling presisi dan penguasaan bola lengkap. Dia dianggap sebagai ahli teknis bola dan taktis yang tiada duanya, namun hanya dua kali bermain untuk timnas Belanda yakni pada 1907."
Pada usia 19 tahun, Lothar Van Gogh menyelamatkan Belanda dalam pertandingan melawan Belgia di Stadion Kiel Beerschot, Antwerpen, tanggal 4 April 1907. Setelah 90 menit permainan, skor menjadi 1-1, disebabkan gol Van Gogh menit 74. Di perpanjangan waktu, Van Gogh kembali mencetak gol untuk Belanda (menit 118).
Sebulan kemudian, tepatnya 9 Mei 1907, Lothar Van Gogh memainkan pertandingan internasionalnya yang kedua dan terakhir. Kali ini Belgia membawa pulang kemenangan (1-2) dan Van Gogh tidak mampu mencetak gol. Dia mengalami cedera lutut sehingga tidak bisa melanjutkan kariernya dan kembali ke Sukabumi.
"Lothar akhirnya berkarier sebagai insinyur dan sering mengunjungi saudaranya di Palabuhanratu. Pada 1918 dia menikah dengan Josephine Maria Voorthuis (lahir 1895), dan dikaruniai tiga anak. Pada masa Jepang Lothar ditangkap oleh pasukan Jepang dan diwajibkan melakukan kerja paksa. Van Gogh meninggal pada 28 Mei 1945 (tiga bulan sebelum Indonesia merdeka) di salah satu kamp interniran Jepang di Cimahi dan dimakamkan di pemakaman Belanda Leuwigajah Cimahi," ujar Irman.