SUKABUMIUPDATE.com - Persija Jakarta tidak akan tinggal diam dan menyikapi dengan serius kabar sanksi FIFA berupa larangan transfer pemain maksimal tiga periode. Langkah cepat pun segera dilakukan tim Macan Kemayoran.
Direktur Utama Persija, Ambono Janurianto, ancaman sanksi dari FIFA terkait Registration Bans tak akan dialami timnya. Ancaman sanksi itu muncul dikarenakan adanya kewajiban Persija yang belum diselesaikan ketika mendatangkan pemain baru di awal musim 2023/2024. Oleh karenanya, Persija akan berkoordinasi dengan klub asal pemain tersebut.
“Kami akan menyelesaikan kewajiban dengan klub terkait dalam waktu dekat sebelum bursa transfer baru dibuka,” katanya.
Ambono menjelaskan bahwa larangan tersebut diharapkan bisa segera dicabut setelah adanya kesepakatan dengan klub tersebut dan seluruh kewajiban terpenuhi.
Sebelumnya, empat klub Indonesia yakni Persija Jakarta, Persikab Kabupaten Bandung, Persiraja Banda Aceh dan Sada Sumut FC dikabarkan mendapatkan sanksi dari FIFA berupa larangan aktivitas transfer dalam tiga periode bursa transfer atau 1,5 tahun.
Persija dan Persikab dijatuhi sanksi berat oleh FIFA sejak 26 Januari 2024, sementara Persikab dan Sada Sumut dijatuhi sanksi pada 26 Februari 2024.
Sebenarnya ada satu lagi klub Indonesia yang juga dijatuhi sanksi sama yaitu Persiwa Wamena yang sudah disanksi sejak 22 Mei 2022 lalu. Dan khusus untuk Persiwa ini, sanksi akan berakhir saat FIFA mencabutnya.
Informasi mengenai sanksi larangan transfer untuk klub-klub Indonesia itu bisa diketahui dari database Registration Ban milik FIFA yang bisa diakses melalui laman FIFA Knowlage Management Portal.
Namun, sejauh ini belum diketahui masalah atau pelanggaran apa yang dilakukan klub-klub tersebut hingga mendapat sanksi dari FIFA.
Akan tetapi melansir dari AP, hukuman tersebut umumnya diakibatkan karena klub melanggar peraturan transfer atau memiliki utang transfer yang belum terselesaikan ke klub lain.
Sanksi ini bisa saja dicabut jika klub bersangkutan telah menyelesaikan transfer pemain hingga tuntas.
Hukuman seperti ini menjadi hal yang dialami banyak klub di Dunia termasuk klub-klub elite Eropa seperti Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, hingga Chelsea yang pernah mendapat sanksi serupa.