SUKABUMIUPDATE.COM - Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2016 yang dipusatkan di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jatim 9 September dijadikan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebagai momentum penataan sepak bola usai dini yang selama ini dinilai belum maksimal.
Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta di Jakarta, Selasa mengatakan, dipilihnya cabang sepak bola ini karena sepak bola sangat digemari oleh masyarakat dari segala lapisan. Untuk itu sistem pembinaan harus ditata dengan baik.
"Haornas 2016 adalah momen yang tepat untuk memulai dan menunjukkan yang telah ada. Inilho sepak bola Indonesia, terutama usai muda sudah ditata. Biar masyarakat tahun perkembangannya," ucapnya Selasa (6/9).
Khusus menyambut Haornas 2016, Kemenpora memang membuat rangkaian acara yang cukup pada. Dengan tema "Ayo Olahraga", banyak kegiatan dilakukan termasuk menggelar kejuaraan sepak bola usia dini dari berbagai tingkatan usia.
Kejuaraan sepak bola usia dini ini dimulai dari U-10 keatas. Untuk pertandingan U-12 digelar di Kediri, U-14 di Sidoarjo, U-16 di Surabaya dan untuk tingkat mahasiswa digelar di Malang. Khusus untuk U-16, pertandingan babak penyisihan digelar di Jakarta.
Saat ini semua kejuaraan yang didukung penuh Kemenpora ini sedang berjalan. Untuk babak final semuanya akan digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Sesuai dengan rencana, salah satu pertandingan final ini akan disaksikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Kami ingin menyiapkan generasi sepak bola dengan tata kelola yang jelas disetiap tingkatan. Tujuannya untuk membantu PSSI ditarget utamanya adalah membentuk tim nasional yang kuat," tutur Raden Isnanta, menambahkan.
Pada puncak Haornas 2016 tidak hanya sepak bola usia muda yang akan ditampilkan, namun juga kegiatan yang berkaitan dengan bola juga akan disuguhkan yaitu pencatatan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk "jugling" bersama yang diikuti pemain sepak bola U-10 hingga mahasiswa.
"Peserta jugling mencapai 1.000 peserta. Jadi akan dicatatkan ke rekor MURI karena jugling sebelumnya hanya diikuti sekitar 600-an peserta," ujar mantan Asdep Sentra Keolahragaan Kemenpora itu.