SUKABUMIUPDATE.COM - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan akan memperbaiki mekanisme perisapan untuk partisipasi Rio Haryanto pada F1 tahun berikutnya.
"Jika memang masih ada peluang, kami akan berusaha memperbaiki mekanisme persiapan Rio pada musim berikutnya, paling tidak waktu persiapannya tidak terlalu singkat," kata Deputi IV Kemenpora Bidang Pengembangan Prestasi Olahraga Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, Rabu (10/8).
Gatot menegaskan pemerintah pasti mendukung persiapan partisipasi Rio pada tahun-tahun mendatang, namun hal tersebut baru akan dibicarakan dengan tim manajemen Rio Haryanto setelah Kemenpora menerima laporan dari manajemen.
Rio diketahui telah digantikan posisinya sebagai pembalap Manor Racing akibat tidak bisa menyelesaikan kewajiban kontrak untuk membayar sisa dana partisipasi balapan yang jumlahnya sampai 7 juta Euro. Gatot mengatakan Kemenpora sudah berusaha maksimal untuk membantu mengusahakan penyediaannya.
"Kami sudah berusaha sekuat tenaga untuk membantu, tapi kenyataan berkat lain seperti dana Rp100 miliar yang kami ajukan di APBN juga akhirnya ditolak," katanya.
Atas kejadian yang menimpa Rio, Kemenpora sendiri menyatakan kekecewaannya, pasalnya bos Manor Racing pada pertengahan Pebruari 2016 lalu menjanjikan Rio akan berlaga di F1 hingga akhir musim balapan 2016 yang juga diperkuat oleh pernyataan Abdulla Boulsien pada 14 Juni 2016.
"Bahkan Abdulla menyatakan kerja sama tentang Rio bukan hanya untuk saat ini, tapi juga untuk dua tahun mendatang. Tentu kami kecewa dengan kejadian hari ini," tutur Gatot.
Sementara itu, Manajer Rio Haryanto, Piers Hunnisett menilai, keputusan Manor Racing pada pebalap Formula One (F1) asal Indonesia itu sebagai konsekuensi umum pasalnya ada tanggung jawab mutlak dari menejemen yang memang tak sanggup dipenuhi agar Rio bisa tampil satu musim penuh tahun ini.
"Ini hari yang menyedihkan. Tapi yang harus dipahami kami belum mampu menunaikan kontrak yang kami sepakati," ujar Hunnisett melalui pesan singkatnya.
Menurut dia, persoalan dana, memang menjadi sebab disingkirkannya Rio oleh Manor Racing ke posisi pembalap cadangan yang memang menjadi satu kondisi umum di ajang balapan internasional.
"Akan tetapi kegagalan menuntaskan kontrak yang sudah disepakati bersama merupakan pukulan telak yang tidak baik untuk image Asia Tenggara," ujar dia.
Tersingkirnya Rio ke posisi cadangan terkait persoalan pendanaan, Rio masih belum bisa menuntaskan sisa pembayaran pendanaan balapan yang harus di setor ke Manor Racing sebesar 15 juta euro atau sekitar Rp250 miliar untuk satu musim penuh.
Akan tetapi, sampai dengan seri balapan ke-12 di Sirkuit Hockenheim, Jerman, akhir Juli lalu, Rio baru menyetor sebesar 8 juta euro. Sisa pendanaan untuknya itu, memang mengancam Rio tak lagi bisa tampil di F1.
Beberapa alternatif bantuan dana juga belum mampu membantu. Bahkan, pemerintah lewat Kemenpora pun membatalkan rencana bantuan senilai Rp 100 miliar agar Rio bisa tampil penuh musim ini.
Kemenpora juga menyatakan sudah putar otak agar bantuan untuk Rio, diselipkan dalam APBN 2016. Akan tetapi, penolakan Komisi X DPR membuat rencana itu gagal.
Komisi X dan Kemenpora, pun akhirnya setuju meminta bantuan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) agar membantu. Akan tetapi, Kemenpar cuma mampu mengeluarkan bantuan senilai Rp5 miliar.
Di internal Kemenpora sendiri, usaha patungan antar karyawan dan program kerjasama dengan swasta, hanya mampu menghasilkan bantuan tak lebih dari Rp300 juta. Dari jumlah tersebut, tentu tak mampu membayar sisa pendanaan untuk Rio.