SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membantah dugaan infrastruktur di Indonesia tidak siap untuk menggelar Piala Dunia U-20 2023. Menurut dia, kesiapan infrastruktur bukan menjadi alasan FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah.
Basuki menyatakan semua stadion, baik untuk pertandingan maupun untuk latihan, sudah siap digunakan para negara peserta Piala Dunia U-20.
"Kami sudah menyiapkan semuanya. Sejak 31 Maret, saat FIFA memeriksa tahap akhir finalisasi stadion, semua dinyatakan oke. Jadi tidak benar jika sekarang ada yang bilang batal karena infrastruktur stadion. Gak benar itu," kata Basuki di Jakarta, Senin, 3 April 2023, dikutip dari laporan tempo.co.
Basuki menilai Kementerian PUPR telah melakukan renovasi pada lima stadion pertandingan serta 20 lapangan latihan dengan total biaya mencapai Rp 155,17 miliar untuk Piala Dunia U-20. "Kami komitmen dengan tugas yang diberikan," ujar dia.
Baca Juga: Rp 418 Miliar untuk Renovasi Stadion, Termasuk di Jabar! Tuan Rumah Piala Dunia Batal
"Apalagi ajang Piala Dunia U-20, seperti yang dikatakan Pak Erick, merupakan ajang terbesar kedua FIFA. Sehingga kami tidak main-main demi menjaga amanah Presiden demi suksesnya turnamen tersebut. Selain itu, kami juga tengah memperbaiki stadion-stadion lainnya di Indonesia agar sesuai dengan standar FIFA," kata Basuki.
Basuki menjabarkan perincian lima stadion utama lainnya, selain Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. Di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Kementerian PUPR mengerjakan empat lapangan latihan, yakni Bumi Sriwijaya, atletik, bisbol, dan panahan dengan biaya Rp 43,35 miliar.
Untuk Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Jawa Barat, selain venue utama, Kementerian PUPR juga merenovasi empat lapangan latihan yakni Gelora Bandung Lautan Api, Lapangan IPDN, Jati Padjadjaran, dan Sidolig dengan biaya Rp 53,97 miliar.
Untuk Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, selain venue utama, dilakukan pula renovasi terhadap empat lapangan yakni Sriwedari, Banyu Anyar, Sriwaru, dan Kota Barat. Pengerjaan di Solo menghabiskan biaya Rp 16,82 miliar.
Sementara di Surabaya, Jawa Timur, selain untuk venue utama, Kementerian PUPR juga merenovasi lapangan latihan Gelora 10 November, Lapangan A Gelora Bung Tomo, Lapangan C Gelora Bung Tomo, dan Thor. Total pengerjaan di Surabaya memakan biaya Rp 23,29 miliar.
Di Bali, Kementerian PUPR juga mengerjakan empat lapangan utama selain venue utama yakni Stadion I Wayan Dipta, yakni lapangan latihan I Gusti Ngurah Rai, Kompyang Sudjana, Gelora Samudra, dan Trisakti. Untuk pengerjaan di Bali total Kementerian PUPR mengeluarkan dana Rp 17,61 miliar.
Sumber: Tempo.co