SUKABUMIUPDATE.com - Dinamika perekonomian senantiasa menjadi isu yang menarik untuk dibahas. Memegang peran penting dalam indikator pembangunan, laju pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu pendekatan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode tertentu.
BACA JUGA: Bappeda: Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Sukabumi tahun 2019 Capai 5,75 Persen
Indikator yang telah digunakan di berbagai belahan dunia sejak tahun 1800 tersebut juga mampu menggambarkan kenaikan produksi barang dan jasa yang terjadi. Lebih spesifik, penggunaan indikator tersebut di Indonesia menurut Prof. G. Mankiw dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah tercatat sejak tahun 1900 dan terus berlanjut hingga saat ini.
Sebagai indikator yang relevan digunakan, pertumbuhan ekonomi juga dapat digunakan untuk mengukur kapabilitas perekonomian di daerah. Salah satunya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sukabumi yang setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukabumi, selama lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebesar 5,85 persen dan terendah sebesar 4,91 persen di tahun 2015. Kemudian pada tahun 2019 capaian laju pertumbuhan ekonomi mencapai angka 5,75 persen.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sukabumi, Maman Abdurrahman, menuturkan capaian tersebut tidak terlepas dari aspek efisiensi penggunaan input produksi yang meliputi tenaga kerja, modal, dan bahan baku dan juga peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam upaya pembangunan di Kabupaten Sukabumi.
"Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sukabumi tidak hanya berfokus pada capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), tetapi juga perlu diiringi dengan konsep pertumbuhan yang berkualitas dengan mengedepankan keterkaitan rantai pasok dan nilai tambah (value added) antar komoditas," jelas Maman kepada sukabumiupdate.com, Rabu (16/7/2020).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menciptakan pembangunan yang berkualitas, kata Maman, antara lain dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia, baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing.
"Selain itu pembangunan perekonomian yang berkualitas berorientasi pada permintaan pasar domestik dan global," kata Maman.
Disisi lain, melihat kondisi yang terjadi pada tahun 2020, sambung Maman, dimana pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, pertumbuhan ekonomi juga diproyeksi mengalami guncangan (shock) akibat perubahan daya beli dan produksi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi.
"Secara nasional Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai -0,4 hingga 1 persen. Rendahnya angka proyeksi tersebut menjadi perhatian bersama sehingga diperlukan penyamaan langkah dalam rangka memperkuat adaptasi dan ketahanan (resiliensi) selama pandemi Covid-19," terangnya.
Kondisi ini diproyeksi akan membaik pada tahun 2021 dengan proyeksi pemulihan berkisar pada angka 4,5 hingga 5,5 persen. Lonjakan proyeksi tersebut, Menurut Maman, dapat tercapai apabila seluruh stakeholders berupaya untuk mempertahankan pola konsumsi yang produktif dan menjaga daya beli pada tingkat mikro.
BACA JUGA: Kepala Bappeda Sebut Program Beasiswa Bupati Sukabumi 2020 Dongkrak RLS
"Melalui sektor pertanian, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan yang beradaptasi dengan kebiasaan baru diharapkan terjadi percepatan pembangunan ekonomi."
"Guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tersebut, juga diperlukan semangat membangun dan inovatif dalam menyongsong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sukabumi," tandasnya.