Dampak COVID-19 di Sukabumi, Distan: Petani Tanaman Hias Merugi

Kamis 25 Juni 2020, 09:25 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi, Dosen Karmana, menyebut pandemi COVID-19 atau virus Corona dampaknya sangat dirasakan petani non pangan. 

BACA JUGA: Tingkatkan Produksi Pangan, Distan Kabupaten Sukabumi Bangun Jides

"Sektor pertanian non pangan menjadi salah satu sektor terdampak paling parah di banding sektor pertanian pangan. Seperti bisnis tanaman hias, sebelum wabah corona kerap membanjiri pasar ekspor," ujar Dosen Karmana, kepada sukabumiupdate.com, Kamis (25/6/2020).

Bahkan tidak sedikit petani tanaman hias, sambung dia, beralih ke tanaman pangan. Pasalnya tanaman pangan seperti padi sejauh ini masih aman meski pun ada pandemi corona. Hal tersebut terpaksa mereka jalani, karena kesulitan dalam memasarkan tanaman hias.

"Jadinya para petani tanaman hias di Kabupaten Sukabumi berlaih ke sektor pertanian lainnya, seperti sayur mayur namun karena tidak biasa tidak sedikit juga yang gagal," paparnya. 

Di Kabupaten Sukabumi sendiri, tambah dia, ada asosiasi petani tanaman hias sekitar 20 kelompok tani dan beberapa waktu lalu mayoritas dari mereka beralih juga. "Sesuai usulan kami mereka banyak yang beralih ke tanaman pangan, Tapi ya itu dia, kurang berhasil karena belum  terbiasa," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Seksie Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Deni Ruslan, mengatakan kerugian yang dialami para petani tanaman hias di Kabupaten Sukabumi akibat pandemi Covid-19 sangat besar.

"Sangat besar kerugiannya, bahkan rata-rata hampir mendekati lumpuh, karena semua kegiatan pertanian tanaman hias terhenti," tambahnya.

Ia mencontohkan tanaman hias jenis Krisan biasa terjual 25 juta potong per tahun untuk ekspor maupun pasar lokal. Namun dengan adanya pandemi COVID-19 semua itu hanya tinggal kenangan.

BACA JUGA: Distan Kebut Olah Tanah dan Tanam Padi, Penuhi Kebutuhan di Sukabumi

"Tidak hanya tanaman hias Krisan, tanaman hias Dracena dapat terjual hingga belasan juta potong setiap tahunnya sekarang juga tertahan. Biasanya Dracena terjual Ekspor 50 kontainer per tahun. Per kontainernya berisi 250 ribu Dracena," terangnya. 

"Semoga pandemi segera berlalu dan para petani tanaman hias dapat kembali produktif seiring kembali menggeliatnya perekonomian dunia," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi23 Februari 2025, 06:21 WIB

Kabar Duka, Ketua DPC PPP Kabupaten Sukabumi Dedi Damhudi Meninggal Dunia

Dedi Damhudi, Ketua DPC PPP Kabupaten Sukabumi meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Bandung.
Ketua DPC PPP Kabupaten Sukabumi Dedi Damhudi meninggal dunia. (Sumber Foto: Istimewa)
Science23 Februari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 23 Februari 2025, Potensi Turun Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 23 Februari 2025.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 23 Februari 2025. (Sumber : Pixabay.com/@holgerheinze0)
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)