SUKABUMIUPDATE.com - Suasana toko penjahit pakaian milik Ahmad Sopyan (35 tahun) di Desa Jampang Tengah, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, nampak sepi. Ahmad pun nampak tak sibuk pada Selasa (14/4/2020) siang itu.
Padahal biasanya menjelang Ramadan, Ahmad disibukan dengan banyak pesanan membuat baju. Namun saat ini keadaannya berbeda.
"Semenjak adanya wabah virus corona, tidak ada yang menjahit pakaian atau vermak," ujar Ahmad warga Kampung Cirawa RT 17/003, Desa Nangerang, kepada sukabumiupdate.com.
BACA JUGA: Ikut Peduli, Toko Pakaian di Palabuhanratu Bagikan Masker
Sebelum ada wabah virus Corona, kata Ahmad, lumayan banyak order menjahit juga vermak. Akan tetapi, keadaan berubah drastis setelah menyebarnya virus. "Ya otomatis penghasilan pun nol," ujar Ahmad yang menekuni usaha menjahit sejak 2004 silam di Jakarta.
Masker yang dibuat Ahmad dan dijualnya.
Kendati tidak ada penghasilan, tapi Ahmad tetap harus memberi nafkah kepada istrinya Fitri (34 tahun) dan dua anaknya, Nurunnisa yang kini duduk di bangkus SMP kelas satu dan Abdul Aziz (4 tahun).
BACA JUGA: Rogoh Kantong Pribadi, PKK Desa Parungkuda Sukabumi Bagikan Masker
Sambil berharap datangnya pelanggan, Ahmad memanfaatkan kain sisa untuk dibuat masker. Dia berharap masker kain yang dibuatnya bisa menopang biaya sehari-harinya.
"Ya siapa tahu ada rezekinya, membuat masker, daripada melamun. Masker dijual dengan harga Rp 5.000 per buah, Alhamdulillah kemarin sempat ada yang beli enam orang, bisa mengantongi uang Rp 30 ribu, hari ini baru ada yang beli satu masker," pungkasnya.