SUKABUMIUPDATE.com - Himpunan Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Nusa Putra (NPU) Sukabumi selenggarakan kuliah umum pendidikan inklusif, di Aula Kampus NPU Sukabumi, Rabu (4/12/2019).
BACA JUGA: PGSD Universitas Nusa Putra dan Helen Keller International Kerjasama Kampanye Pendidikan Inklusi
Kuliah umum ini mengangkat tema 'Membangun budaya inklusif dan ramah terhadap penyandang disabilitas di Perguruan Tinggi'. Nara sumber diisi oleh Emilia Kristiyanti, M.Si dari Helen Keller International (HKI), dengan materi konsep pendidikan inklusif dan Dedy Kustawan selaku sekretaris Pokja Pendidikan Inklusif Jawa Barat, dengan materi membangun budaya inklusif dan ramah terhadap penyandang disabilitas.
Acara dihadiri oleh Rektor NPU Sukabumi, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Ketua Prodi PGSD, para dosen, mahasiswa NPU Sukabumi dan mahasiswa dari Perguruan Tinggi (PT) lainnya di Sukabumi.
Rektor NPU Sukabumi beserta jajaran, nara sumber dan peserta kuliah umum berfoto bersama seusai acara.//FOTO: KOKO MUHAMAD
Rektor NPU Sukabumi, Dr. Kurniawan, S.T.,M.Si.,MM, dalam sambutannya mengatakan, pendidikan adalah hak seluruh umat manusia, karena itu, di Nusa Putra tidak ada diskriminasi kepada siapapun. Implementasinya, kata Kurniwan, Nusa Putra telah memberikan beasiswa untuk difabel atau disabilitas sebagai satu dari 10 jalur program beasiswa 1000 anak negeri NPU Sukabumi.
"Nusa Putra memiliki Trilogi Nusa Putra yang mengutamakan cinta kepada Illahiyah, cinta kasih kepada kedua orang tua dan cinta kasih kepada sesama," kata Kurniawan.
BACA JUGA: Peduli Anak Inklusif, Mahasiswa PGSD NPU Sukabumi Perkuat Program UNICEF
Menurut Kurniawan, salah satu pekerjaan rumah yang harus dihadapi semua pihak, masih adanya pandangan-pandangan yang miring kepada disabilitas yang menghambat untuk mengakses pendidikan.
"Mudah-mudahan dalam kuliah umum ini, bisa menemukan cara mensosialisasikan agar semua warga masyarakat paham dan peduli terhadap pendidikan inklusif," terang Kurniwan
Sementara itu, Emilia dalam pemaparan materinya menerangkan, tentang sejarah dan peran HKI dalam pendidikan inklusif, serta praktek-praktek inklusif di masyarakat dan dunia pendidikan. Sedangkan Dedy Kustawan, menjelaskan dari mulai regulasi pendidikan inklusi dalam pendidikan Indonesia sampai jenis sarana dan program PT yang ramah disabilitas.
Salah satu peserta kuliah, Arafah Gelar Munggaran mengatakan, dari kuliah umum ini dirinya mendapatkan pengetahuan tentang teori pendidikan inklusif dan cara mengaplikasikannya.
"Dan yang paling penting, pola pikir saya jadi terbuka, inklusif itu adalah keberagaman," tandas Ketua Himpunan Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) ini.