SUKABUMIUPDATE.com - Harapan petani bawang merah di Desa Pangumbahan Kecamatan Ciracap , Kabupaten Sukabumi panen saat harga bagus tidak ternyata tidak terwujud. Petani berharap ada kenaikan harga jual hasil panen karena harga benih sudah mengalami beberapa kali kenaikan harga.
"Kami sudah biasa, kalau setiap tahun dikala musim kemarau menanam bawang merah dan tahun ini hasilnya alhamdulilah," ucap Ilyas (32 tahun) warga Kampung Batunamprak Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, kepada sukabumiupdate.com, Kamis (26/9/2019).
BACA JUGA: Panen Semangka, Petani Ciracap Raup Untung di Tengah Kemarau
Tiap tahun para petani bisa menanam satu, dua bahkan hingga tiga kali, hingga turun hujan untuk berganti dengan komoditas padi. “Usia tanam bawang merah mulai dari menanam hingga dipanen sekitar dua bulan lebih, dan sangat cocok ditanam saat musim kemarau,tidak terlalu membutuhkan air, seperti menanam semangka saja," jelasnya.
Ilyas menjelaskan arga bawang merah pada tahun ini berkisar Rp. 10 ribu sampai Rp. 15 ribu per kilogram, tergantung kualitas. Ini harga jual dari petani ke tengkulak, yang sama dengan tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Upaya Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Hadapai Musim Kemarau
Kondisi ini memberatkan petani karena harga benih bawang merah dan produksinya selalu ada kenaikan setiap tahun. Saat ini benih sudah mencapai Rp. 25 ribu sampai Rp. 30 ribu per kilogram.
“Kemarin panen sampai mencapai ratusan ton, dari beberapa petani yang menanam di areal pesawahan puluhan hektar, untuk 500 Kilogram benih bisa ditanam pada lahan seluas 4000 meter persegi, bisa menghasilkan 10 ton, dengan modal hampir mencapai Rp. 25 juta an untuk belanja bibit, obat obat an dan pupuk.”
BACA JUGA: Cara Petani Caisim di Cidadap Sukabumi Tetap Panen Melimpah di Musim Kemarau
Harga ini menurut Ilyas tidak memberikan keuntungan bagi petani. “Balik modal aja rata-rata, kita berharap ada kenaikan tapi tengkulak yang pegang harga,” pungkasnya.