SUKABUMIUPDATE.com - Sentuhan tangan terampil mengubah rajutan benang menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Rajutan dibuat dalam bentuk aneka tas, peci, topi, sepatu, sandal, kotak tisu, bunga, bros, gantungan kunci dan dompet.
"Berawal dari hobi sejak kecil membuat barang dari rajutan. Baru ditekuni, dan produknya pertama kali dijual pada 15 Juli 2015 lalu," para perajin benang rajut asal Kampung Cimanggu, Maryati (51 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Selasa (24/9/2019).
BACA JUGA: Produk Ukiran Kayu dari Sagaranten Ini Dapat Percantik Sudut Ruangan Rumah
Maryati sehari-hari berprofesi sebagai Kepala SDN Batununggal Cimanggu. Kegiatan merajut dilakukan setelah pulang tugas sekolah. Seluruh pengerjaan rajutan dilakukan secara manual atau hand made, menggunakan benang dan hak pen.
"Untuk produksi tergantung ada waktu senggang di rumah. Kalau membuat peci bisa satu hari, sepatu bisa dua hari dan membuat tas bisa seminggu, tergantung ukurannya," jelas Maryati.
BACA JUGA: Dijual hingga ke Amerika dan Kanada, Aksesoris Batu Alam Karya Pemuda Pabuaran
Hasil dari kerajinan tangan tersebut, dijual baru dijual Maryati kepada teman-temannya. Ia juga menjual secara online, bahkan terima pesanan. Harga dibanderol mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 325.000.
"Selain menyalurkan hobi, saya berharap untuk generasi muda bisa tertarik dengan keterampilan merajut. Kalau mau ada yang ingin belajar keterampilan merajut, saya siap untuk berbagai ilmu. Punya waktu Sabtu dan Minggu. Alhamdulilah di rumah pun sudah mulai ada anak-anak yang mau belajar. Setiap Sabtu-Minggu sore pada datang ke rumah," pungkasnya.