SUKABUMIUPDATE.com - Namanya Kirman, usianya 40 tahun, warga Kampung Cibangkong RT 01/11 Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi. Kirman adalah salah satu perajin tungku atau sering disebut Hawu dalam bahasa sunda.
BACA JUGA: Tergerus Zaman, Pengrajin Tungku di Surade Sukabumi Tetap Bertahan
Profesi tersebut sudah digeluti Kirman selama hampir 20 tahun. Ia memilih untuk tetap bertahan menjadi seorang perajin tungku, meski pembeli sudah sangat jarang. Padahal, di masanya, tungku alias hawu selain digunakan untuk memasak, juga digunakan untuk tempat menghangatkan badan saat cuaca dingin.
"Harga satu tungku hanya dibayar Rp 20.000 oleh pengepul. Satu hari bisa bikin lima buah. Selain kurang pembeli, pembuatannya sering terlambat karena pakai alat manual," kata Kirman kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (17/8/2019).
BACA JUGA: Perajin Tungku Cipancur Sukabumi Kesulitan Jual Produknya
Ia tak memungkiri, seiring berkembangnya zaman, masyarakat sudah beralih dari tungku ke kompor gas. Namun menurut Kirman, tungku yang berbahan bakar kayu itu tetap memiliki pasar tersendiri.
"Kalau diperbolehkan, saya berharap ada bantuan mesin potong dari pemerintah supaya produksinya bisa lebih cepat. Kalau permintaan dari pengepul masih ada. Tapi karena tak ada alat potong jadi pembuatan sering terhambat," pungkasnya.