SUKABUMIUPDATE.com - Salah satu petani kopi asal Sukabumi mengaku bisa meraup omset hingga Rp 35 juta per bulannya.
Sri Fitriani, petani kopi yang melakukan aktivitas pertaniannya di kaki Gunung Halimun, Kampung Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi, bisa mendistribusikan hasil pertaniannya ke seluruh Indonesia. Pendapatan yang diperolehnya pun menggiurkan.
BACA JUGA: Fantastis! Perputaran Uang dari Bisnis Kopi di Sukabumi Tembus Rp 100 Juta Per Hari
"Saya menghasilkan kopi jenis robusta dan arabica dan yang paling langganan itu wilayah Jabodetabek dan Yogyakarta," ungkap Sri kepada sukabumiupdate.com.
Wanita yang tinggal di Griya Pesona Lestari Cijalingan ini menuturkan, kenal dengan kopi dari orang tuanya. Orang tua Sri memulai pertanian kopi pada tahun 2012 dengan luas lahan pertaniannya mencapai 6 hektar. Namun pada tahun 2016, harga cherry (buah) kopi sangat murah hanya sekitar Rp 2.500 per kilogram sehingga membuat lahan pertanian kopinya hanya tinggal menjadi 3,5 hektare karena lahan lainnya dibuka untuk pertanian yang lain. Namun sekarang luas lahan pertanian Sri sudah mencapai 10 hektare.
"Satu kilogram cherry sekarang harganya Rp 8 ribu - Rp 10 ribu per kilogramnya. Tapi Kesulitan hari ini adalah menyadarkan petani agar merawat kebunnya karena bila kebunnya dirawat kopinya pun berkualitas," tambah Sri.
Sri melanjutkan, bisa memproduksi 2,5 ton kopi dalam satu masa periode panen yaitu sekitar 3 bulan. Dengan perhitungan, Dari 15 ton buah cherry bisa menjadi 2,5 ton kopi itu.
BACA JUGA: Kenalan Dengan Kopi Lokal Sukabumi di Kedai Palagan Bojongkokosan Parungkuda
"Omset setahun bisa mencapai Rp 300 juta atau omset per bulannya itu paling sepinya Rp 10 juta. Kalau lagi ramai mencapai Rp 35 juta per bulannya," tutur Sri.
Sri mengungkapkan, petani pun harus berpendidikan dan melek teknologi sehingga bisa memotong mata rantai distribusi yaitu bisa menjual barang setengah jadi atau jadi bukan hanya barang mentah.