SUKABUMIUPDATE.com - Bakso ikan Sinar Bahari, nama yang tak asing di kalangan penggemar kuliner karena sebaran pemasaran bakso ini mencakup seluruh daerah di Jawa Barat.
Dan ternyata bakso ikan Sinar Bahari ini awalnya diproduksi di Pasar Pelita Kota Sukabumi pada tahun 1990. Dibalik ketenaran bakso ini ada nama Baden Sobari, mantan nelayan yang tepat berusia 70 tahun pada tanggal 27 Maret ini.
Usaha yang saat ini memiliki cabang di hampir seluruh wilayah di Jawa Barat dan Lampung ini dimulai dari kisah pahit seorang nelayan dan Anak Buah Kapal (ABK) asal Cimaja Palabuhanratu ini.
BACA JUGA: Tips Usaha dari Mahmud, Owner Bakso Mercon Beranak Batok di Cikembar Sukabumi
"Tahun 1988, saya terdampar dilautan Australia. Saat itu perahu saya mengalami kerusakan mesin. Dan ditengah lautan saya dan nelayan lain bertemu sebuah kapal Taipong asal Filipina dan kami semua diselamatkan dan dibawa ke Filipina oleh kapal tersebut," ungkap Baden kepada sukabumiupdate.com, Selasa (26/3/2019).
Setelah bertemu dengan pihak kedutaan Indonesia di Filipina, seluruh ABK di pulangkan namun nasib berkata lain, diperjalann menuju bandara ia bertemu dengan salah seorang asal Jakarta yang sudah menetap di Filipina dan bekerja disebuah pabrik bakso ikan. Meski saat itu bakso ikan terbilang asing ditelinga Baden namun justru menarik keingin tahuannya dan ia pun memutuskan untuk ikut bekerja selama 18 bulan di pabrik tersebut.
"Bakso ikan saat itu terbilang baru di Jawa Barat, bahkan di Indonesia pun belum cukup dikenal, dan dengan modal ilmu yang saya dapat dari Filipina itu saya memberanikan diri untuk membuka kios bakso di daerah Palabuhanratu, lalu pindah ke sukabumi dan di tahun 1993 saya memutuskan pindah dan membuka pabrik di Bandung, "ungkap Baden.
Bandung dipilih Baden karena menurutnya sangat strategis untuk mengembangkan sayap usahanya. Benar saja, dengan kegigihan Baden, Usahanya berkembang dan memiliki cabang usaha hingga Provinsi Lampung. 1.000 gerobak bakso ia miliki dengan ribuan karyawan yang menyebar. Dengan omset yang sangat fantastis, Baden mengaku sudah sering kali memberangkatkan karyawannya untuk naik haji.
BACA JUGA: Video: Wow! Ada Bakso Kangguru di Sukabumi
"Di tahun 2005 saat masa jaya, Omset saya perhari mencapai Rp 100 juta. Namun saat ini saya kurang tahu berapa penghasilannya, karena pada tahun 2013 saya memutuskan untuk beristirahat dan menyerahkan sepenuhnya pada anak - anak saya," sambungnya.
Baden yang memiliki 10 orang anak, 18 cucu dan 3 cicit ini memilih menghabiskan masa tuanya dengan berkebun dan tinggal disebuah perkampungan kecil di Desa Neglasari Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi. Ia mengatakan jika puncak kesuksesannya adalah kebahagian anak dan cucunya. Namun tetap jiwa usaha yang ia miliki tak bisa membuatnya berhenti, beberapa usaha baru seperti usaha properti dan peternakan menjadi pengisi kesibukannya saat ini.
"Jika ditanya apakah sudah sukses, saya jawab saya sudah sukses dalam kacamata dunia. Patokannya adalah anak, cucu dan orang orang terdekat saya. Karena apa yang saya lakukan selama ini adalah untuk mereka. Saat ini saya berfikir bagaimana saya bermanfaat bagi orang lain dan mencari bekal untuk akhirat," tukasnya.