SUKABUMIUPDATE.com - Perusahaan PT Unggul Cipta Teknologi (UCT) menyerahkan bantuan alat Yukom Vessel Multi Aid (VMA) kepada nelayan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Penyerahan bantuan dilakukan di gedung aula Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Selasa (19/3/2019).
BACA JUGA: DPMPTSP Kabupaten Sukabumi: Perang Dagang Amerika Vs Tiongkok Berdampak ke Investasi
Alat tersebut merupakan perangkat komunikasi yang menggunakan gelombang radio serta teknologi tenaga surya (Matahari), dengan jarak tempuh jangkauan Yukom VMA sekitar 45 Kilometer atau setara dengan 29 mil.
Presiden Direktur PT UCT, Yun Bum Soo memaparkan telah bekerjasama dengan Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) untuk membantu kapal tangkap ikan berukuran 30 gros ton (GT) ke bawah.
"Untuk nelayan Indonesia dengan potensi laut yang luar biasa membutuhkan sentuhan teknologi agar mencapai tujuan sejahtera. Alat ini memberikan informasi seperti daerah potensi penangkapan ikan, e-logbook, info cuaca, navigasi, dapat terlihat pada tampilan layar monitor 7 inch yang dimiliki VMA Yukom," ungkapnya.
Dengan adanya alat tersebut, Yun Bun Soo berharap nelayan Indonesia bisa menikmati perkembangan teknologi untuk membantu menangkap ikan di laut.
"Sudah saatnya nelayan Indonesia menikmati perkembangan teknologi untuk kemudahan mencari nafkah," harapnya.
Sementara itu, Sekda Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa menambahkan menyambut baik kehadiran alat tersebut, khususnya di Kabupaten Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat.
Selain sangat membantu bagi nelayan, alat tersebut juga membantu pemerintah dalam mendata jumlah tangkapan ikan oleh nelayan. Karena alat tersebut dapat melaporkan data penangkapan ikan secara real time melalui e-logbook (sertifikat SDI).
"Manfaatnya bagi pemerintah Kabupaten Sukabumi khususnya dan pemprov. Data tangkapan jadi real time saat itu juga bisa diketahui, informasi SOS dan keselamatan juga bisa diketahui dan informasinya sangat cepat, selain itu bisa memeriksa kapal yang melanggar atau tidak layak melaut," jelasnya.
Iwa berharap nelayan bisa menggunakannya dengan baik alat tersebut, namun sebelum nelayan menggunakan alat tersebut, Ia juga meminta para nelayan itu untuk dilatih terlebih dulu mengenai penggunaan dan perawatan VMA.
"Alat ini sangat canggih, masyarakat Sukabumi pertama kali yang mendapatkannya. Hal itu seiring dengan revolusi industri 4.0, walaupun baru 10 itu sudah melaksanakan 4.0. Jadi jangan sampai nelayan tidak bisa memakainya. Saya tidak ingin alat yang 10 ini tidak optimal, makanya harus disertai dengan teori dan prakek," pungkasnya.