SUKABUMIUPDATE.com - Seorang pelaku ekonomi kreatif di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi menyulap limbah akar bambu yang tak terpakai menjadi karya seni bernilai tinggi. Akar bambu diukir sedemikian rupa hingga menjadi sebuah karya yang kini identik dengan cinderamata Geopark Ciletuh.
"Kami memanfaatkan limbah akar bambu. Jenisnya apa saja yang penting tidak busuk dan kuat untuk diolah," kata pengrajin ukiran akar bambu, Yudistira (32 tahun) warga Kampung Ciloa, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, kepada sukabumiupdate.com, Kamis (14/2/2019).
BACA JUGA: Budidaya Largo di Ciracap Sukabumi Siap Panen, Beda Hasil Dengan Padi Biasa
Pria yang karib disapa Iduy itu menjelaskan, kegiatan mengukir akar bambu baru dijalani kurang lebih sejak tiga pekan ke belakang, berbekal kreatifitas dengan menggunakan perlengkapan manual, bukan dengan alat-alat canggih.
"Sementara ini kami menggunakan alat ukir seadanya. Itu untuk membuat patung wajah orang, asbak, binatang, tempat sendok, tempat make up dan lain sebagainya. Untuk harga bervariasi. Tergantung proses pembuatan dan tingkat kerumitan. Harga dari mulai Rp 25 ribu hingga ratusan ribu," pungkas Iduy.
Sementara itu, Kompepar Desa Ciwaru, Budiansyah menambahkan, untuk sementara pihaknya baru membantu promosi dan pemasaran cinderamata limbah akar bambu tersebut melalui media sosial.
"Kami membantu memasarkan lewat media sosial. Tentunya kedepan karya seni ukir tersebut kami harapkan semakin dikenal menjadi cindramata Geopark Ciletuh," singkat Budiansyah.