SUKABUMIUPDATE.com - Maman (65 tahun) masih setia dengan usaha kerajinan membuat barang-barang anyaman bambu di tengah persaingan perabot serba plastik. Semua barang berbahan bambu ini dibuat di teras rumah Maman, di kampung Babakanicak RT 03/06, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Maman membuat bakul, hihid atau kipas, aseupan atau kukusan, ayakan atau saringan, dan nyiru atau tampah.
Tak sulit mencari bahan baku karena Maman memiliki kebun yang banyak ditumbuhi bambu. Apabila bahan baku sudah ada, dalam sehari Maman bisa menyelesaikan dua buah perabot berbahan bambu. Tak ada kesulitan dalam menganyam karena keahlian tersebut sudah dikuasai sejak muda.
BACA JUGA: Lima Miniatur dari Bambu karya Barudak Sagaranten Sukabumi
"Sudah sejak usia muda menekuni pekerjaan ini," kata Maman kepada sukabumiupdate.com, Selasa (5/2/2019).
Maman mengakui saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan perabot rumah tangga yang serba plastik. Keadaan ini berimbas kepada usahanya karena peminat anyaman bambu semakin berkurang. Padahal dari sisi harga, barang-barang anyaman bambu lebih murah. "Untuk harga masih murah dikisaran Rp 10 ribu untuk kipas dan saringan dan Rp 20 ribu untuk harga bakul, nyiru dan kukusan," pungkasnya.