SUKABUMIUPDATE.com - Bata merah adalah salah satu unsur penting dalam pembuatan sebuah rumah. Harganya di pasaran terbilang murah, hanya berkisar Rp 700, tak sebanding dengan pembuatan bata merah yang memakan waktu berjam-jam.
Sukabumiupdate.com mengintip proses pembuatan bata merah di Kampung Cibiru, Desa Bantarsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. Sejak puluhan tahun silam, Kampung Cibiru sudah dikenal sebagai pengrajin bata merah dan genting. Bahan baku yang mudah dan didapat dari daerah sekitar Desa Bantarsari membuat pengrajin Bata merah atau orang daerah kerap menyebutnya Lio banyak ditemukan disini.
Dari banyaknya Lio atau tempat pembuatan bata merah, sudah tentu banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari kegiatan ini. Seperti halnya Manaf (50 tahun). Ayah tiga anak ini mengaku sudah puluhan tahun bekerja sebagai buruh di pabrik Bata merah. Meski upah yang mereka peroleh hanya Rp 60 untuk satu buah bata merah yang dihasilkan.
"Dalam sehari paling kami membuat 500 sampai 700 buah bata merah saja," ungkap Manaf pada sukabumiupdate.com.
Manaf yang bertugas sebagai pembuat adonan dan kuli angkut ini tak bekerja sendiri. Ia ditemani Imas Masitoh (48 tahun). Imas bertugas sebagai pencetak bata. Tanah liat yang sudah diaduk dan menjadi sebuah adonan oleh Manaf lalu di cetak satu per satu oleh Imas.
Tanah merah yang masih basah dan masih mengandung kadar air tinggi ini cukup berat jika di angkut oleh tenaga seorang wanita, namun karena mengaku sudah terbiasa, Imas pun melakukannya tanpa kesulitan.
"Lumayan berat, hampir dua kilogram setiap satu adonan. Tapi kalau tidak begini saya dan keluarga tidak makan," ungkapnya.
Setelah proses pencetakan, dilanjutkan proses penjemuran dengan sinar matahari. Dalam proses penjemuran, para pengrajin mengaku kesulitan saat memasuki musim hujan. Sedangkan proses penjemuran menjadi proses penting bagi para pengrajin bata merah tradisional ini.
"Jika musim hujan, kami tidak produksi. Sering kami tidak produksi dan kesulitan secara keuangan karena tidak mendapat penghasilan, sedangkan kami tidak punya pekerjaan lain," sambung Imas.
BACA JUGA: Warga Tegalbuled Sukabumi, Sulap Limbah Kayu Jadi Karya Seni Bernilai Tinggi
Bata merah yang sudah dijemur kemudian di masukan tungku untuk kemudian dibakar di dalam sebuah tungku besar. Setelah 12 jam dibakar, bata merah ini siap di kirim dengan harga Rp 600 hingga Rp 700 per buahnya.
"Harganya tidak menentu, gimana permintaan saja. Jika sedang bagus harganya bisa mencapai Rp 700," imbuh Imas.
Bata merah dari Kampung Cibiru, Desa Bantarsari, Kecamatan Pabuaran ini banyak dikirim ke wilayah Sukabumi, Cianjur, Bogor, bahkan hingga Jakarta.
"Alhamdulilah pelanggan dari jauh seperti Jakarta sering membeli ke sini, karena mungkin sudah teruji kualitasnya," pungkas Imas.