SUKABUMIUPDATE.com - Jiwa enterpreneur melekat di tubuh Masruhan (32 tahun), salah seorang santri yang kini mengabdi di Pondok Pesantren (Ponpes) Ma'arif Assobariyyah, Cibeureum, Kota Sukabumi. Berbekal keuletannya mencari dan mengakses berbagai informasi di dunia maya, Masruhan meracik sebuah minuman kemasan campuran teh dan susu plus agar-agar hasil olahannya sendiri. Racikan tersebut ia beri nama Umay Tea.
Masruhan mengaku, nama itu ia ambil dari nama sapaan putranya. Usaha kecil-kecilan itu sudah ia geluti sejak September 2018 lalu. Mulai dari resep, cara meracik, dan mengolah, ia temukan sendiri setelah berseluncur di dunia maya.
BACA JUGA: Dampak Cuaca, Pengusaha Kerupuk dan Pisang Sale di Sukabumi Merugi
"Awalnya istri saya kan suka browsing. Saya tiba-tiba tertarik untuk membuat sendiri. Akhirnya saya dan istri saya coba cari bahan-bahannya. Bikin dua jenis, yang satu rasa original dan satu lagi rasa Thai Tea. Ternyata banyak peminatnya," ungkap Masruhan kepada sukabumiupdate.com, Jumat (9/11/2018) di pesantren.
Sampai saat ini, Masruhan baru memasarkan produknya di lingkungan pesantren dan warung-warung sekitarnya. Satu botol Umay Tea ia jual Rp 7 ribu.
BACA JUGA: Musim Panen, Harga Ikan Lisong di Palabuhanratu Turun
Dalam sehari, ia dan istrinya bisa membuat 40 hingga 50 botol, atau tergantung pesanan. Lantaran bahan-bahan yang digunakan tidak menggunakan bahan pengawet, Umay Tea hanya bisa bertahan sampai satu minggu saja.
"Kalau soal omset, kemarin pernah dua kali bikin dapat Rp 2 jutaan. Sebagian dari keuntungan itu dibagikan kepada anak yatim dan dhuafa. Banyak kan disini santri-santri yang kurang mampu. Ada uang khusus, ada uang sosial. Sekarang memang kemasan masih ditulis pakai spidol, tapi kedepannya mudah-mudahan punya brand sendiri," tutupnya.