SUKABUMIUPDATE.com - Para pengrajin ukiran kayu di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi mengalami kesulitan dalam pemasaran.
Seperti yang diungkapkan salah satu pengrajin, David (45 tahun). Warga Kampung Cibayur, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade hampir 10 tahun menggeluti kerajinan ukiran dari bahan akar kayu Mahoni dan Kayu Jati.
David terbiasa membuat ukiran dalam bentuk perlengkapan rumah tangga, misalnya seperti meja. Berbagai jenis motif ukiran dibuatnya. Ada motif hewan motif bunga, bisa juga menyerupai ukiran Jepara. Tergantung dari pemesanan.
Menurut David, pembuatan kerajinan tidak hanya terpaku pada pembuatan meja. Bisa juga berupa asbak, miniatur perahu, dan binatang.
"Untuk lamanya proses pembuatan, bisa satu minggu sampai satu bulan. Tergantung dari bentuk dan tingkat kesulitan," kata David ditemui sukabumiupdate.com, Rabu (5/9/2018).
"Masalah harga relatif. Namun untuk ukiran satu unit meja biasanya harganya Rp. 1,5 juta - 3 juta, "ucapnya.
Hanya saja, David belum bisa menjual hasil karyanya kemana-mana. Haya di sekitar Pajampangan saja.
BACA JUGA: Gas Melon Langka di Pasaran, DPKUKM Kabupaten Sukabumi Sidak Agen dan Pangkalan
"Masalahnya ada di pemasarang. Jualnya hanya sekitar sini saja, itupun kalau ada yang order,"kata David.
Oleh karenanya, hasil karya David belum terlalu banyak menghasilkan keuntungan. Produksi ukiran juga terkendala dengan minimnya perlengkapan.
"Selain pemasaran, peralatan yang kami gunakan masih manual. Pengrajin ukiran kayu disini ada tiga orang," pungkasnya.