SUKABUMIUPDATE.com - Pernah menjadi salah satu primadona produksi lokal warga pesisir Selatan Kabupaten Sukabumi, pengrajin dan penggarap gula merah kelapa kini makin tersingkir. Ditemui sukabumiupdate.com, Selasa (10/7/2018) sejumlah penggarap mengaku sulit keluar dari kondisi paclekik.
BACA JUGA: Jelang Masuk Sekolah Alat Tulis di Kota Sukabumi Mulai Diburu Konsumen
"Hasil produksi saat ini menurun, ditambah dengan harga gula merah dari bulan ramadhan belum ada kenaikan, " ujar (25) warga Cikangkung, Kecamatan Ciracap, yang sudah sejak kecil ikut menjadi penggarap gula merah kelapa.
Pengolahan gula merah kelapa tradisional di Kecamatan Ciracap Sukabumi. |Sumber Foto: Ragil Gilang
Per kilogram, harga gula merah kelapa sebelumnya Rp. 12.000, sekarang turun menjadi Rp.10.000 - 10.100 per kilogram. Rusmawan juga tidak terlalu yakin penyebab harga terus merosot. “Mungkin salah satunya makin banyak petani yang memproduksi gula merah kelapa.”
Kondisi ini diperparah dengan anjloknya produksi, karena selama beberapa pekan terakhir musim angin kencang cukup ekstrim. Padahal saat ini, keluaran air nira cukup tinggi, namun tak mampu ditampung oleh sintung (alat tradisional untuk menyadap air nira).
Dalam kondisi normal, sambung Rusmawan, dari 50 pohon kelapa bisa menghasilkan 250 liter air nira, dan menghasilkan sekitar 40 kilogram gula merah. “Sekarang paling 20 sampe 25kilogram saya, air nira yang dipanen menurun,” pungkasnya.
Rusmawan mengaku jika terus menerus produksi anjlok dan harga turun, usaha rakyat turun temurun yang memproduksi gula merah kelapa makin berkurang. “Sekarang saja sudah sudah ngajak anak muda untuk usaha nira dan gula, kurang penghasilannya.”