SUKABUMIUPDATE.com - PT Pertamina telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi mulai Minggu (1/7/2018) dini hari, pukul 00.00 WIB. Para pengguna BBM mengaku kaget karena mengetahui kenaikan harga ini, saat akan membeli BBM Non Subsidi di SPBU.
Pertamina kembali menaikan harga BBM Non Subsidi, Pertamax dari Rp 8.900 jadi 9.500, Pertamax turbo dari Rp 10.150 jadi 10.700, Dexlite dari Rp 8.100 jadi Rp 9.000, Solar non pso dari R. 7.600 menjadi Rp 7.800, Pertamina dex Rp. 10.100 jadi Rp 10.500, hanya petralite, BBM non subsidi yang tidak mengalami kenaikan harga tetap, Rp 7.800.
Kenaikan ini tentu dikeluhkan , salah satunya Taufik Hidayattullah (19 Tahun) pengendara motor saat akan mengisi pertamax di SPBU Cipanggulaan, Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.
“Sejak harga Rp.8.900, saja merasa sudah berat apalagi naik Rp.600, menjadi Rp.9.500, ini kan memberatkan masyarakat, apalagi kenaikan BBM ini pemerintah tidak memberikan pengumuman agar masyarakat mengetahui,"ungkap Taufik.
Taufik kesal karena baru tahu, harga pertamax naik saat mengisi BBM motornya, dari petugas SPBU. “Saya sempat kaget tapi bagaimana lagi, tidak mungkin bisa menolak, hanya saja kenapa tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
BACA JUGA: Dibawa Pulang Dari RS Bunut Sukabumi, Begini Kondisi Nining Terkini
Hal serupa juga dirasakan oleh Rahmat Junaedi (39) mengatakan sebenarnya bukan soal naik atau turun, yang lebih penting kenaikan itu diumumkan.
“Tidak ada pengumuman terlebih dahulu, tidak seperti sebelumnya kalo ada kenaikan BBM pasti ramai dibicarakan oleh masyarakat, tapi sekarang tau-tau naik, bagaimana sih pemerintah," keluhnya.
BACA JUGA: Nasabah program TAHARA BPR Sukabumi Cabang Parungkuda Didominasi Ibu Rumah Tangga
Makin tingginya, harga BBM non subsidi membuat warga berharap pemerintah kembali mengadakan stok premium (BBM bersubsidi) di setiap SPBU, dengan fasilitas yang lebih baik.
“Inikan premium nggak ada, sama aja kita dipaksa beli pertamax dan pertalite yang harganya tinggi. Klo BBM non subsidinya mau naik, kita dikasih pilihan dong kembali ke premium,” sambung Jajang (40) warga yang membatalkan beli pertamax karena harganya makin mahal.