SUKABUMIUPDATE.com - Harga komoditi kacang kedelai melonjak dalam beberapa bulan terakhir. Kenaikan harga dirasakan cukup berdampak bagi pengrajin olahan tempe dan tahu di Kabupaten Sukabumi.
Seperti yang diungkapkan Sofiyan Maulana (37 tahun). Pengrajin tempe asal Kampung Malinggut RT 4 RW 3, Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi ini mengeluhkan kenaikan harga kacang kedelai yang terjadi hingga beberapa kali.
Semula kacang kedelai dijual dengan harga Rp 7.500 per kilogram. Lambat laun harganya naik, mulai menjadi Rp 8.500 hingga sekarang di kisaran Rp 9.500 per kilogram.
BACA JUGA: Stok Pangan di Kota Sukabumi Aman, Harga Ayam Potong Naik
"Sampai sekarang belum ada tanda-tanda penurunan harga," ujarnya Sofiyan keapada sukabumiupdate.com, Minggu (06/5/2018).
Sofiyan mengaku resah dibayang-bayangi kebangkrutan atau gulung tikar usaha. Kenaikan harga dirasa memberatkan.
"Kalau terus begini, kami terancam gulung tikar. Banyak teman-teman saya yang tidak berproduksi lagi karena bangkrut," jelasnya.
BACA JUGA: Harga Sejumlah Komoditi di Pasar Cibadak Sukabumi Stabil
Kenaikan harga bahan baku pembuatan tempe dan tahu ini cukup membuat Sofiyan dilema. Di satu sisi, Ia tidak mengurangi takaran kacang kedelai, atau ukuran cetakan tempe dan tahu.
"Saya juga tidak mungkin menaikkan harga, konsumen pasti enggak mau beli," tuturnya.
Untuk menutup kerugian, Sofiyan mengandalkan penjualan dari ampas tahu. Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah kongkret untuk menangani permasalahan ini.
BACA JUGA: Jelang Ramadan, Sejumlah Sayuran Mulai Langka di Pasar Cibadak Sukabumi
"Jika kondisi ini terus berlangsung, akan banyak pengusaha yang gulung tikar karena tidak kuat membeli bahan baku,"imbuh Sofiyan.
Keluhan serupa juga disampaikan Mustakim (30 tahun), pengrajin tempe dan tahu lainnya. "Kalau beli kacang kedelainya sediki, mungkin enggak kerasa naik. Tapi belinya 1 kwintal hingga 2 kwintal kan sangat terasa mahalnya," tutur Mustakim.