SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Banun Harpini menyatakan buah rock melon asal Australia tercemar bakteri Listeria. Dia mengaku sudah mendapatkan konfirmasi resmi dari pemerintah Australia tentang hal ini. "Benar kasus ini terjadi. Kami sudah mendapat konfirmasi resmi pemerintah Australia," ujar Banun Harpini, Kepala Badan Karantina Pertanian melalui akun Twitter resmi Badan Karantina @Barantan_RI.
Paparan bakteri Listeria, telah menyebabkan tiga warga Australia meninggal dunia. Menurut dia, kejadian ini merupakan sinyal darurat bagi pemerintah Indonesia untuk segera melakukan tindakan antisipatif. Meski demikian, Banun menegaskan bahwa tak ada importasi secara langsung buah rock melon ke Indonesia.
“Buah ini diekspor ke Malaysia, Singapura dan beberapa negara lainnya. Kita perlu waspadai utamanya masyarakat yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura," ujar Banun.
Masyarakat Kepulauan Riau, Batam dan pesisir Sumatera sangat berisiko. “Bukan tidak mungkin masyarakat di pesisir timur Sumatera berpeluang mengkonsumsinya, karena lalu lintas orang ke negeri seberang cukup intens," ujarnya.
Banun menghimbau masyarakat waspada terhadap buah melon impor dan menghindari kontak langsung atau mengkonsumsi melon impor. Hal ini berlaku hingga adanya investigasi dan langkah pencegahan pemerintah Australia.
Selain itu, Badan Karantina akan memperketat pemeriksaan buah impor dari Australia. "Kami punya pengalaman memusnahkan apel berbakteri Listeria tahun 2016 dari Amerika. Maka kami akn periksa lebih jauh buah impor asal Australia," ujarnya.
Seperti dikutip dari kantor berita Guardian, bakteri Listeria telah membunuh emapt orang di Australia. Kejadian itu berlangsung pada pekan lalu namun baru terkonfirmasi hari ini, Rabu, 7 Maret 2018.
Rock melon yang terkontaminasi bakteri mematikan itu diduga berasal dari Nericon, New South Wales. Produsen buah setuju untuk menghentikan sementara proses produksi.
Gejala setelah terpapar Listeria sulit dibedakan dengan penyakit flu biasa. Pasien biasanya menderita demam dan sakit kepala, beberapa waktu setelah terkontaminasi.
Sumber: Tempo