SUKABUMIUPDATE.com - CEO Media Andalas Sejahtera sekaligus Founder Indotelko Forum, Doni Ismanto ekosistem ekonomi digital di Indonesia masih membutuhkan sosok yang memiliki digital leadership. Sebab, menurut dia, selama ini kebijakan pemerintah terkait ekonomi digital masih belum jelas.
"Jadi ekonomi digital ini mau dibawa ke mana? Oke Pak Jokowi punya visi energi digital Asia, tapi ketika aksi kecil itu yang terjadi adalah soal, konsistensi, ketegasan dan keberpihakan belum terlihat," kata Doni di Jakarta pada, Sabtu, 3 Februari 2018.
Hal itu disampaikan Doni dalam diskusi bertajuk "Darurat Serbuan OTT Asing" yang diselenggarakan oleh Tri Jaya FM di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat. OTT merupakan kependekan dari over the top sebuah terminologi untuk menyebut layanan yang memanfaatkan aspek informatika dalam ekosistem ekonomi digital. Produk OTT banyak dikenal salah satunya seperti e-commerce atau produk layanan lain yang menggunakan aplikasi.
Karena itu, menurut Doni, salah satu yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah membangun kesadaran dan skala dari ekosistem ekonomi digital yang berpihak pada pelaku dan produsen lokal. Sebab, jika hal itu tak dilakukan, Doni khawatir hal itu hanya akan menjadi apa yang disebutnya sebagai festivalisasi.
"Coba kalau menteri kabinet kerja itu nggak pakai Whatsapp tapi pakai aplikasi lokal, jadi harus ada digital leadershipnya dulu dari atas. Kalau itu nggak ada, nanti jatuhnya ke festivalisasi. Kayak, gerakan ini, launching ini, dan seterusnya," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan keberadaan OTT asing bukan berarti akan menghancurkan pelaku dan produk lokal. Apalagi, disebutkan pula produk impor akan membanjiri pasar domestik.
Sebab, ekonomi digital yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi mau tidak mau sudah harus dilewati. Karena itu, yang bisa dilakukan saat ini menghadapi fenomena itu adalah dengan cara meningkatkan daya saing pelaku lokal beserta produk yang dihasilkan. "Jadi jangan didasari ketakutan untuk bersaing, mari kita rebut pasar yang masih besar ini," ujar Semuel.
Sumber: Tempo