SUKABUMIUPDATE.com - Pada penutupan perdagangan, indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus 6.355,65. IHSG tersebut merupakan rekor tertinggi bursa sepanjang 2017. Melihat hal tersebut, analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, memprediksi proyeksi saham 2018 akan terus mengalami pertumbuhan.
“Masih bisa meluncur ke level 7.000 karena didukung beberapa faktor,†ujarnya saat dihubungi pada Minggu, 31 Desember 2017.
Menurut Nafan, faktor tersebut terjadi karena pemerintah selama ini mampu menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. Alhasil, stabilitas perekonomian nasional juga terjaga dengan baik. “Para pelaku investor nyaman untuk melakukan investasi di Indonesia,†katanya.
Meski begitu, tantangan dari internal dan eksternal tetap harus diwaspadai. Tantangan internal datang dari pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018. Sedangkan tantangan eksternal adalah pemilu yang akan diselenggarakan di Rusia, krisis di Timur Tengah, konflik di negara tertentu di bagian Afrika, sementara ketiganya memiliki sumber daya yang melimpah. “Itu akan mempengaruhi harga saham komoditas dunia,†ucap Nafan.
Harga komoditas dunia pun tak luput menjadi penopang Indonesia. Nafan menuturkan faktor stabilitas harga komoditas dunia biasanya mendukung kinerja emiten, seperti basis pertambangan. “Apalagi harga minyak dunia juga diproyeksikan naik,†tuturnya.
Untuk saham yang menarik dikoleksi, kata Nafan, properti atau pembangunan infrastruktur di bidang telekomunikasi patut dicermati. Sebelumnya, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sektor industri dasar memimpin peningkatan indeks sektoral dengan perubahan mencapai 4,18 persen ke level 689,22.
Lalu sektor keuangan dan infrastruktur yang mencatat perubahan masing-masing 3,07 persen dan 2,97 persen. Kemudian sektor pertanian, manufaktur, properti dan real estate, industri barang konsumsi, serta aneka industri juga terlihat ada perubahan positif.
Sumber: Tempo