SUKABUMIUPDATE.com - Penggunaan uang virtual Bitcoin membuat sejumlah kalangan khawatir termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia mengingatkan masyarakat agar tak berinvestasi di Bitcoin karena khawatir akan terjadi bubble.
Sebenarnya apa itu Bitcoin? Bitcoin adalah mata uang virtual yang digunakan untuk pembayaran. Bitcoin disebut juga mata uang kripto yang merupakan alat pembayaran digital.
Seperti dikutip dari laman Tempo.co pada 20 Februari 2014, Chief Executive Officer Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan menjelaskan pada dasarnya Bitcoin merupakan e-money seperti halnya perfect money dan paypal. Namun, kata dia, kedua mata uang tersebut beredar dengan server yang mengaturnya. Sedangkan dalam peredaran Bitcoin, seluruh komputer pengguna merupakan server Bitcoin. "Dalam peredaran Bitcoin, tidak ada server yang mengatur," tutur Oscar.
Cara kerja Bitcoin berdasarkan software matematika. Dalam Bitcoin dikenal sebutan miner, user, dan calculation software. Seperti halnya penambang emas, penambang Bitcoin merupakan perusahaan atau perorangan yang mempunyai calculation software tersendiri yang terhubung dengan sistem server Bitcoin. Nantinya software itu akan mengeluarkan algoritma matematika.
Software yang dimiliki oleh miner itu akan menebak angka dari algoritma matematika. Sistem yang tebakannya benar akan mendapat 50 BTC. "Ini bisa dibilang untung-untungan," kata Oscar.
Sedangkan user merupakan para exchanger, seperti Bitcoin Indonesia atau perorangan, yang berinvestasi dengan Bitcoin. Misal, seseorang berinvestasi dengan Bitcoin sebanyak Rp 1 juta. Maka program akan otomatis menghitung transaksi yang keluar, yakni 0,107 BTC. Angka tersebut muncul karena saat ini transaksi Bitcoin lebih banyak pada besaran 0,001 dan 1 BTC sudah dianggap terlalu besar. Sedangkan syarat mata uang bisa digunakan untuk pembelian dengan nilai terkecil sekalipun.
Seluruh sistem yang ada di Bitcoin dapat digunakan gratis. Sistem peredarannya dijamin aman karena tidak akan bisa dimodifikasi oleh pengguna "nakal". Sebab calculation software Bitcoin sudah dilepas ke pasaran. Dengan demikian tidak memungkinkan software dimodifikasi karena database telah dibagi rata. Pada saat ada komputer yang berusaha mencurangi software, secara otomatis software akan menganggap komputer itu bukan bagian dari Bitcoin karena memiliki software berbeda.
Kemudian wallet milik pengguna yang curang juga akan terdeteksi sebagai bukan bagian dari Bitcoin. Software tersebut tidak akan bisa memecahkan algoritma matematika karena transaksi bersifat satu arah.
Chief Executive Officer (CEO) Open Trade Docs Antony Lewis mengatakan Bitcoin adalah sebuah sistem pembayaran melalui internet. Menurut dia, Bitcoin ini merupakan mata uang digital yang praktis. "Yang pasti, ini lebih praktis dibanding mata uang biasa," ujarnya seperti dikutip dari berita Tempo.co, 14 November 2015.
Sumber: Tempo