SUKABUMIUPDATE.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (Agus Marto) menyampaikan sederet harapannya saat meluncurkan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Program ini akhirnya terwujud sejak digagas lebih dari 20 tahun lalu dalam Cetak Biru Sistem Pembayaran Nasional Tahun 1995/1996.
Agus Marto berharap kehadiran GPN bisa mendorong interkoneksi dan interoperabilitas sistem pembayaran di Indonesia. Terutama di era digital seperti saat ini yang mendorong pertumbuhan retail elektronik semakin marak.
Setiap menit, kata Agus Marto, terjadi lebih dari 10 ribu transaksi, baik dari ATM, kartu debit, maupun kartu kredit, di Indonesia. "Indonesia sebagai negara dengan populasi begitu besar dan jangkauan geografis yang begitu luas sudah semestinya memiliki sistem pembayaran nasional yang aman, lancar, efisien, dan andal," katanya dalam acara peluncuran GPN di kantornya, Jakarta, Senin, 4 Desember 2017.Â
Interkoneksi dan interoperabilitas dari GPN diharapkan bisa membuat transaksi pembayaran yang dilakukan masyarakat lebih efisien. Pasalnya, di tengah kebutuhan transaksi yang pesat, masih terdapat fragmentasi, inefisiensi, dan risiko keamanan yang dihadapi konsumen.Â
Agus Marto menuturkan fragmentasi muncul karena kecenderungan industri membangun platform sistem pembayaran yang sifatnya eksklusif. Industri hanya melayani instrumen yang diterbitkannya sendiri.
Platform yang ada pun belum terhubung satu sama lain. Dampaknya, ekosistem layanan yang dapat saling melayani (interoperabel) belum tercipta. "Ilustrasi paling sederhana yang sering kita jumpai adalah banyaknya deretan mesin ATM di mal dan berjejernya mesin EDC di kasir supermarket," tuturnya.
Dia juga mencatat kemampuan penyelenggara switching dan proses transaksi domestik yang masih terbatas hanya pada layanan ATM. Layanan lain, seperti transaksi kartu debit lintas penerbit dan acquirer (off-us) dari kartu yang diterbitkan di Indonesia, dipegang orang Indonesia, dan digunakan untuk membeli barang atau jasa di Indonesia, hingga saat ini masih harus diproses transaksinya ke luar negeri.
Dengan GPN, kendala transaksi pembayaran tersebut bisa teratasi. Agus Marto menuturkan program ini diikuti empat bank Buku IV. Mereka adalah Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BCA.
Sumber: Tempo