SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Joko Widodo menjadi pembicara kelima dalam sesi pertama Pertemuan Ke-25 Pemimpin Ekonomi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Da Nang, Viet Nam. Dalam sesi yang mengusung tema "Innovative Growth, Inclusion, and Suistainable Employment in The Digital Age" tersebut, Presiden Joko Widodo menonjolkan keuntungan dan ancaman dari ekonomi digital di pidatonya.
"Ekonomi digital dapat mendatangkan kesempatan baru bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh pola bisnis sebelumnya dan usaha kecil menengah (UKM)," ujar Presiden Joko Widodo menjelaskan keuntungan era ekonomi digital dalam pidatonya sebagaimana dikutip dari siaran pers Istana Kepresidenan, Sabtu, 11 November 2017.
Selanjutnya, untuk ancaman dari ekonomi digital, pria asal Solo itu menyatakan bahwa ekonomi digital juga bisa membawa dampak disruptif. Hal itu terlihat pada usaha-usaha yang tak siap untuk beradaptasi dengan ekonomi digital.
Sebagai gambaran, beberapa waktu terakhir, sejumlah pengusaha menutup usaha retailnya di Indonesia karena belanja masyarakat yang lesu. Salah satu penyebabnya diduga karena masyarakat mulai mengubah pola belanja atau konsumsinya dari yang biasa ke retail ke e-commerce.
"Pemerintah harus mengambil posisi yang tepat dalam memfasilitasi transformasi yang tidak selalu mulus dengan tetap memprioritaskan pembangunan inklusif, berkelanjutan, dan penciptaan kesempatan kerja yang produktif," ujar Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo mengakui bahwa tak gampang untuk mendorong dan memastikan dunia usaha siap merespon perubahan ke era ekonomi digital. Ia berkata, dibutuhkan pemikiran dan terobosan yang kreatif dari para pengambil kebijakan agar kebijakan tidak business as usual.
"Saya mendorong APEC untuk turut memastikan bahwa digital ekonomi mendatangkan keuntungan bagi rakyat dan meningkatkan inklusivitas," ucap Presiden Jokowi menambahkan.
Terakhir, Presiden Joko Widodo tak lupa menyatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020 mendatang. Hal itu mengingat bahwa saat ini terdapat 132,7 juta pengguna internet dan 92 juta pengguna gawai di seluruh Indonesia.
Sumber: Tempo