SUKABUMIUPDATE.com - Nilai tukar rupiah pada Jumat sore, 27 Oktober 2017, melemah sebesar 49 poin menjadi Rp 13.636 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus, di Jakarta mengatakan bahwa spekulasi di pasar mengenai Ketua Fed berikutnya yang memiliki figur "hawkish" terhadap suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) mendorong dolar AS kembali mengalami apresiasi terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Dolar AS mencatat performa bagus akibat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed," katanya
Ia menambahkan bahwa data produk domestik bruto (PDB) AS yang akan dirilis pada akhir pekan ini dengan perkiraan tumbuh sebesar 2,6 persen turut mendorong pergerakan dolar AS lebih tinggi.
Di sisi lain, lanjut dia, sentimen mengenai kemajuan perkembangan reformasi pajak di Amerika Serikat yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump juga mendukung permintaan dolar AS meningkat. Kebijakan itu dipercaya dapat mendorong ekonomi AS tumbuh lebih baik.
Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga mengatakan bahwa sebagian besar mata uang negara berkembang di kawasan Asia, termasuk rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS menyusul spekulasi John Taylor diprediksi menjadi pemimpin The Fed berikutnya.
"John Taylor merupakan figur hawkish pada kebijakan moneter the Fed berikutnya," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, makroekonomi Indonesia yang menggembirakan dapat mendukung rupiah dalam jangka panjang. Dengan demikian, depresiasi rupiah saat ini cenderung jangka pendek.
Sumber: Tempo