SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah tengah berupaya membuat perjanjian kerja sama dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memperluas pasar ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional.
“Saat ini dalam proses negosiasi untuk persetujuan bilateral. Karena bea masuk ekspor produk tekstil Indonesia masih dikenakan 5 sampai 20 persen, sedangkan ekspor Vietnam ke Amerika dan Eropa sudah nol persen,†kata Menteri Perindustrian, Erlangga Hartarto dalam keterangan resminya, Sabtu, 16 September 2017.
Airlangga optimis, industri TPT nasional mampu berdaya saing global. Sebab, sektor ini telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional.
“Khusus untuk industri perlengkapan olahraga kita sudah melewati Cina. Bahkan, di Brazil, kita sudah menguasai pasar di sana hingga 80 persen,†kata dia.
Airlangga mengatakan, pemerintah memproyeksikan nilai ekspor industri TPT mampu tumbuh hingga 15 miliar dolar AS dalam dua tahun ke depan. Optimisme itu muncul seiring pelaksanaan program dan insentif yang diberikan untuk memacu sektor tersebut.
“Industri tekstil merupakan sektor padat karya berorientasi ekspor. Pada tahun 2019, kami menargetkan (industri tekstil) mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3,11 juta orang,†kata dia.
Airlangga memperkirakan, pada 2019 akan ada penambahan kapasitas produksi sebanyak 1.638 ribu ton per tahun dengan nilai investasi Rp 81,45 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 424.261 orang.
“Untuk mencapai sasaran tersebut, dibutuhkan investasi baru dan ekspansi di setiap sektor industri TPT,†kata dia.Â
Pemerintah, kata Airlangga, juga berusaha menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan menerbitkan kebijakan yang memudahkan pelaku industri untuk berusaha di Indonesia. Misalnya, memfasilitasi pemberian insentif fiskal berupa pengurangan pajak sementara atau tax allowance dan tax holiday.
“Untuk meningkatkan daya saing, pemerintah tengah menjalankan program pendidikan vokasi industri dalam menyiapkan tenaga kerja yang kompeten sesuai kebutuhan di lapangan,†kata dia.
Sumber: Tempo