SUKABUMIUPDATE.com – Selain merupakan lokasi penelitian Kawasan Geopark Nasional Ciletuh Palabuhanratu (GNCP), keberadaan budidaya Sidat di Istana Sidat Cikadal Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, juga untuk memberdayakan warga sekitar.
Informasi dihimpun, budidaya Sidat di daerah Cikadal ini sudah berlangsung sekitar empat tahun dengan jumlah kolam sebanyak 12 petak dan menggunakan sistem biosecure. Dimana sistem ini lebih mengutamakan kualitas air untuk menghasilkan kualitas daging Sidat unggulan.
BACA JUGA:Â Usaha Budidaya Kerang Semakin Diminati
Sistem ini dimana adanya sirkulasi dan filterisasi air untuk panen dua atau tiga bulan sekali, hasil panen mencapai sekitar 80 Kilogram (Kg) hingga 100 Kg berukuran kurang lebih 250 gram-300 gram. Sementara ini untuk pemasaran hasil panen baru ke Sukabumi, Bandung, dan Jakarta.
Sementara untuk pengadaan benihnya, hanya benih lokal dari warga yang mencari di sekitar sungai atau rawa.
BACA JUGA:Â Bumdes Buniwangi Melakukan Percontohan Budidaya Pepaya California
“Kami di sini (Istana Sidat) memberdayakan warga sekitar, terutama dalam masalah benihnya. Jadi, warga cari Sidat, kami yang beli. Sidatnya kebanyakan dari sungai atau rawa, kami membeli dari warga dengan harga per Kg Rp100 ribu, ukuran eel dari gelas (kecil putih) sampai ukuran eel per 7 gram-10 gram,†ujar Taofik (35 tahun), pengelola Istana Sidat kepada sukabumiupdate.com, Kamis (10/8/2017).
Dia pun mengaku bisa menghabiskan sekitar tujuh Kg pakan (Pelet) dicampur tujuh Kg Udang kecil (Rebon) untuk makanan Sidat di 12 kolam tersebut.
“Sidat ini merupakan makanan bahan dasar Unagi kabayaki (Kuliner Jepang). Kalau di kita pais (Pepes-red). Bedanya, kalau di Jepang pengolahannya di bakar. Harga jual sekarang mencapai Rp170 ribu per Kg, potensinya cukup bagus juga," ungkap Taofik.
BACA JUGA:Â Ikan Soro Sungai Cibuni Cidadap, Potensi Baru Kabupaten Sukabumi
Sementara Sukendi (45 tahun), karyawan Istana Sidat menambahkan pemberian pakan pada Sidat dalam sehari bisa sampai dua kali, yaitu pada pagi sekitar pukul 03.00 WIB, dan sore hari pukul 17.00 WIB.
“Sedangkan untuk menguras kolam biasa tiga bulan sekali. Kalau tidak diganti airnya, itu sangat berpengaruh, terutama pada pertumbuhan dan kadang Sidatnya ada yang mati," singkat Sukendi dalam kesempatan sama.