SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita tampak kurang puas dengan penataan berbagai produk makanan Indonesia di Food City, Moskow, Rusia.
Saat meninjau paviliun Indonesia di Food City, Sabtu (5/8/2017), dia menyampaikan kepada pengusaha nasional Rahmat Gobel bahwa tampilan seperti yang dilihatnya adalah salah konsep karena tidak memperlihatkan importir dan distributor yang menyalurkan produk Indonesia untuk masuk di pasaran Rusia dan berbagai negara di sekitarnya.
Menurut Enggar, seharusnya ada dua atau tiga importir dan distributor besar Rusia yang bisa dipercaya untuk memasarkan berbagai produk Indonesia di negeri Beruang Merah dan negara-negara di sekitarnya.
Importir dan distributor Rusia ini bila sudah ada bakal dipertemukan dengan para pengusaha nasional yang lebih banyak lagi sehingga makin meningkatkan berbagai produk Indonesia di luar negeri. "Kita jangan main di skala kecil. Potensi Indonesia sangat besar," kata Enggar
Food City Rusia merupakan pasar besar permanen yang memberi tempat bagi berbagai negara untuk memajang berbagai hasil produk untuk dipasarkan di Rusia dan negara-negara di sekitarnya.
Paviliun Indonesia di lantai dua tepat berada di depan paviliun Israel dan Republik Dagestan, Vietnam, Macedonia, Iran, Pakistan, serta berbagai negara lain juga membuka paviliun mereka.
Paviliun Indonesia yang diluncurkan pada April lalu sebagai upaya dari pengusaha swasta Rahmat Gobel yang juga mantan Menteri Perdagangan.
Manajemen Paviliun Indonesia dikelola oleh Helga Kumontoy yang juga Presdir PT Global MICE Indonesia.
Enggartiasto menegaskan bahwa meskipun hanya memajang produk Indonesia, pihak pengelola paviliun Indonesia harus bisa memperlihatkan importir dan distributor dari Rusia yang memasarkannya agar nilai perdagangannya masuk dalam skala besar.
"Jadi harus ada importir dan distributornya di sini," katanya dalam peninjauan yang juga didampingi oleh Dubes RI untuk Rusia dan Belarusia M Wahid Supriyadi.
Enggartiasto Lukita mengatakan Food City di Rusia ini seharusnya dijadikan tempat promosi besar yang efektif dan strategis bagi produk dagang Indonesia.
Dubes Wahid menambahkan bahwa dari sekitar 20 perusahaan swasta yang berpartisipasi di paviliun Indonesia di Food City, saat ini yang baru terealisasi sebanyak sembilan perusahaan. Mekanisme pemasaran produk di Food City dilakukan melalui business to business atau antar pengusaha swasta dari Indonesia dan Rusia.
Sumber:Â Tempo