SUKABUMIUPDATE.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menerapkan teknologi untuk meningkatkan produksi garam dengan proyek percontohan di NTT.
Kepala BPPT Unggul Priyanto menjelaskan, dengan teknologi itu diperlukan lahan cukup luas untuk menampung air laut yang akan dikristalisasi dalam empat hari. Begitu konsentrasi tinggi, baru dialihkan ke lahan petani. Dengan teknologi itu maka petani bisa panen garam dalam empat hari dari sebelumnya yang membutuhkan waktu 12 hari.
"Kami bisa memproduksi garam lebih efisien, lebih cepat. Lahan selama ini terlalu sempit, petani memasukkan air garam, 14 hari, diuapkan. Kalau hujan, habis. Nah, ada teknologi dengan mengalirkan air garam, berputar-putar untuk meningkatkan konsentrasinya," kata Unggul Priyanto di Jakarta, Jumat (4/8/2017).
Hal itu disampaikan Unggul Priyanto seusai rapat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di rumah dinas Kalla, didampingi Menko Maritim Luhut Pandjaitan dan Menko Perekonomian Darmin Nasution.
Diharapkan ke depan tidak perlu lagi mengimpor garam karena dengan teknologi itu bisa menghasilkan 50 ribu ton garam per tahun. Adapun garam yang diperlukan adalah garam untuk industri dan untuk konsumsi.
Selain menghasilkan garam, teknologi itu juga dapat menghasilkan produk lain. Misalnya air laut yang sudah dipakai, bisa ditampung, bisa dimanfaatkan untuk industri hilir, di antaranya dijadikan bahan baku minuman isotonik. Lahan luas juga bisa ditebar benih untuk makan ikan.
Lebih lanjut Priyanto mengatakan, selain NTT teknologi itu juga bisa diterapkan di NTB, Sulawesi Selatan, Jeneponto, yang merupakan daerah produksi.
Â
Sumber: Tempo