SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menceritakan hasil kunjungannya ke Afrika Selatan pada 22 Juli 2017. "Kunjungan itu untuk memenuhi janji Presiden Joko Widodo kepada Presiden Jacob Zuma yang datang ke Indonesia pada Maret lalu," kata Enggartiasto dalam konferensi pers di Auditorium 3 Gedung Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, pada Senin (31/7/2017).
Enggartiasto menuturkan, dia telah meneken Join Treat Committee (JTC) dengan Afrika Selatan yang ke 3 setelah JTC pada 2006 dan 2012. Menteri Enggar didampingi DirekturJenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Iman Pambagyo dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda. JTC terbaru mengadopsi hasil Senior Official Meeting pada 4-5 Mei 2017 di Pretoria, Ibu Kota Afrika Selatan.
Menurut Enggar, kedua negara juga membahas strategi bilateral seperti kebijakan hambatan tarif antar dua negara. Lantaran Afrika Selatan anggota Southern African Custom Union (SACU) sehingga pembahasan tentang tarif harus menyertakan SACU. Di sisi lain, ekonomi Afrika Selatan sedang kesulitan dengan hanya mengandalkan hasil tambang yang produksinya menurun. "Ada yang secara ekstrim menyatakan mereka menuju resesi," ujar Enggar.
Dalam pertemuan, Enggar menerangkan, Afrika Selatan berniat mengekspor daging sapi ke Indonesia yang masih bergantung impor dari Australia. Belakangan Indonesia membuka kesempatan impor dari India, Meksiko, dan Chile sehingga Afrika Selatan memiliki kesempatan ekspor daging asalkan memenuhi persyaratan.
Enggar menjelaskan, posisi perdagangan dengan Afrika Selatan adalah total pendapatan Indonesia sebesar US$ 1 miliar dengan surplus US$ 437 juta. Terdapat sepuluh perusahaan Indonesia yang telah menjalin kerjasama dan mempunyai prospek yang cukup besar, diantaranya industri ban serta makanan dan minuman. "Hal ini menggembirakan," ucap Enggar.
Sumber: Tempo