SUKABUMIUPDATE.com - Indonesia mengalami krisis garam. Fakta ini tentu sangat aneh lantaran Indonesia memiliki matahari, laut, dan garis pantai  lebih banyak dibanding sebagian besar negara di dunia. Padahal, kita tahu, hanya dengan menguapkan air laut yang tergantung tiga komponen itu, garam bisa dibuat. Kenapa bisa begini?
Tanda-tanda bakal terjadi darurat garam itu sudah terlihat jauh-jauh hari dan semestinya bisa diantisipasi. Sebagai contoh, sejak Lebaran, harga garam nyaris tidak pernah turun lagi seperti biasanya. Harganya malah terus melambung dan kini sudah naik empat kali lipat. Atau, lihat saja tanda-tandanya dari angka kebutuhan dan produksi garam nasional.
Per tahun, Indonesia membutuhkan garam sebanyak 4,3 juta ton, mencakup garam industri dengan kadar Natrium Klorida (NaCl) di atas 97 persen atau garam konsumsi yang kadar NaCl-nya di bawahnya. Sebanyak 1,8 juta ton di antaranya dipasok dari dalam negeri, kebanyakan untuk garam konsumsi yang kini langka. Nah, sejak awal tahun pasokan dari ladang dalam negeri sudah seret. Di tambak milik PT Garam di Sumenep, misalnya, produksi garam Mei-Juni hanya 50 ton, sementara biasanya bisa mencapai 2.500 ton.
Lalu apa yang menyebabkan Indonesia mengalami krisis garam? Selengkapnya bisa diklik di sini.
Sumber: Tempo