SUKABUMIUPDATE.com - Perajin garam asal Kampung Bantarmuncang Wetan RT 3/9, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terancam bangkrut, akibat bahan baku sulit.
Biasanya perajin garam Kampung Bantarmuncang bisa menghasilkan sedikitnya 7 ton namun kini hanya mampu memproduksi 1 hingga 2 ton, akibat harga yang melambung tinggi. “Kini kami mendapatkan pasokan bahan baku Rp4.700 per kilogram dari harga sebelumnya Rp1.200 per kilogram. Naiknya hingga 300 persen,†kata Hendra Saputara, Rabu (26/7/2017).
BACA JUGA:Â Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Mulai Langka Garam
Hendra menambahkan biasanya ia membeli garam dari petani sebanyak 30 hingga 40 ton per bulan. “Sekarang hanya dapat 2 ton dalam sebulan. Petani garam mengaku tidak memiliki stok bahan baku yang banyak akibat cuaca ekstrim,†tambah dia.
Hendra menambahkan akibat kelangkaan bahan baku itu, berpengaruh terhadap aktivitas karyawan. “Kami memiliki dua mesin. Karena produksi menurun, karyawan pun digilir bekerja. Ada beberapa tenaga kerja yang diistirahatkan,†sambung dia.
BACA JUGA:Â Garam Menipis di Surade Kabupaten Sukabumi
Ia mengatakan pabrik pengeloaan garam ini mendistribusikan garam untuk Kabupaten Sukabumi 60 persen, dan sisanya ke daerah lain. “Biasanya permintaan garam minimal 100 pack, dan kami layanani. Tapi agar distribusi merata, kami hanya melayani 20 pack,†tuturnya.
Hendra berharap pemerintah bisa membantu petani dan perajin garam. “Kami sangat menunggu ide-ide lain dari Pemerintah agar usaha ini bisa berjalan lancar. Bukan hanya saya perajin garam di wilayah ini. Sebenarnya ada lima. Dua pabrik di wilayah Cisaat, dan di Kecamatan Baros Kota Sukabumi dua pabrik. Informai yang saya terima, pabrik yang di Cisaat sudah off,†kata Hendra.Â