SUKABUMIUPDATE.com -  Direktur Independen PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, sekaligus juru bicara PT Indo Beras Unggul, Jo Tjong Seng, membantah pihaknya membeli beras bersubsidi IR64 seperti yang selama ini diberitakan di media. Menurut dia, subsidi input yang diberikan kepada petani hanya selesai di tingkat petani membeli bibit.
Ketika petani selesai produksi dan beras dipanen, beras itu tidak lagi dikatakan sebagai beras subsidi. Sebab, pembelian gabah yang dilakukan TPS Food di tingkat petani dengan jenis IR64 dan sebagainya juga dilakukan pelaku usaha lain.
“Jangan dicampuradukkan lagi. Subsidi diberikan kepada petani supaya petani bisa mendapatkan hasil yang bagus. Hasil gabah yang dihasilkan sudah tak ada lagi subsidi. Itu adalah gabah umum yang dijual di pasaran. Subsidi input sudah selesai masalahnya saat itu diberikan ke petani. Hasil panen dari padi itu, apakah dia dapat subsidi input atau tidak, itu adalah gabah umum,†tutur Jo Tjong Seng di Bursa Efek Indonesia, Selasa (25/7/2017).
Ia menambahkan, penentuan jenis Beras IR64 merupakan beras medium atau premium berdasarkan parameter fisik, jenis, bukan berdasarkan varietas. Sebab, hal itu diukur berdasarkan pada bagaimana perusahaan mengolah beras tersebut untuk memenuhi parameter mutu dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Adapun beras dapat dikatakan berjenis premium apabila tingkat keutuhan beras mencapai 95 persen dengan patah 5 persen.
“Sehingga jenis lain bisa menjadi medium atau premium sepanjang itu diolah sesuai dengan standar parameter fisik. Parameter yang menentukan beras antara lain keutuhan beras, tingkat sosoh, warna beras putih, kadar air, lalu komponen lain, seperti ada batu, dan lain-lain. Itu deskripsinya,†kata Tjong.
Presiden Direktur TPS Food Stefanus Joko Mogoginta menambahkan, pihaknya berharap ada solusi terbaik untuk semua para stakeholder, dan pihaknya siap berdiskusi dengan pemegang kepentingan agar mereka dapat memberi penjelasan terkait dengan sidak terhadap salah satu gudang anak usaha mereka, PT Indo Beras  Unggul, oleh Satgas Pangan.
“Jadi tidak ada sangkal-menyangkal dan bantah-membantah dalam hal ini. Kami memaparkan, menjelaskan, harap diketahui semua, jangan sampai dipelintir. Kami tak melawan sama sekali dan kami mengharapkan dapat berdiskusi untuk mencari solusi,†kata Stefanus.
Sumber: Tempo