SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan perlu mempertimbangkan berapa jumlah nol yang akan dihapus atau disederhanakan dari nilai rupiah dalam redenominasi rupiah.
"Apa tiga atau empat nol yang akan hilang belum diputuskan, kalau tiga kan berarti 1 dolar AS akan jadi Rp 13,3, atau empat berarti jadi Rp 1,3," ucapnya di kantornya, Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (23/7/2017). Menurut dia, hal itu telah dilakukan lebih dulu oleh negara-negara tetangga, seperti bath Thailand atau ringgit Malaysia.
"Kalau tiga nol hilang itu sebenarnya di otak orang udah begitu, kalau ke restoran makanan satu porsi 40,5 maksudnya Rp 40 ribu, ambillah tiga yang dihilangkan itu lebih mudah," katanya.
Darmin berujar proses transisi untuk penyesuaian penyebutan harga barang dan jasa juga diperkirakan memakan waktu 1-2 tahun. Dia menegaskan hal penting yang harus dilakukan adalah pencantuman harga rupiah baru dan rupiah lama di semua penjualan jenis barang dan jasa selama masa transisi berlangsung. "Misal toko beras dia harus tulis sekilo harga rupiah lama Rp 15 ribu dan rupiah baru Rp 15, supaya jangan yang beli yang ngitung, takut persepsi beda."
Darmin menambahkan, ketentuan pemasangan harga rupiah lama dan baru itu harus dilakukan oleh semua toko atau penjual dan penyedia barang dan jasa. "Nanti di undang-undang juga harus disebutkan, ini kewajiban, kalau tidak harga nanti dia bisa main-mainin," katanya.
Ia juga mengingatkan syarat utama yang harus terpenuhi ketika ingin melakukan redenominasi rupiah adalah menjaga tingkat inflasi tetap rendah selama masa transisi berlangsung hingga selesai. Menurut dia, setidaknya angka inflasi dijaga sesuai dengan target saat ini, yaitu 3-4 persen.
"Jadi kalau inflasinya tinggi atau lebih tinggi dari negara-negara lain nanti rupiahnya melorot lagi," ujarnya.
Dalam masa transisi tersebut mata uang rupiah baru pun mulai dicetak. Total seluruh proses dari awal peluncuran kebijakan hingga implementasi seluruhnya membutuhkan waktu 6-7 tahun. "Dan orang pada masa itu boleh pakai yang lama boleh pakai yang baru, itu perlu beberapa tahun, makanya inflasi enggak boleh tinggi."
Darmin pun meminta masyarakat tak perlu terlalu khawatir dengan rencana implementasi redenominasi rupiah ini. Terlebih, penyederhanaan nilai rupiah ini berbeda dengan sanering yang berarti pemotongan nilai rupiah. "Uangnya jelas dibagi seribu karena tiga nol hilang, bisa dipertukarkan kapan saja," katanya.
Darmin mengakui kekhawatiran yang muncul itu wajar karena masih minimnya pemahaman masyarakat akan hal tersebut. "Itu karena belum dilakukan aja, padahal kalau udah ternyata enggak ada apa-apa."
Sumber: Tempo