SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad meminta bank perkreditan rakyat (BPR) berbenah menghadapi persaingan di industri perbankan. Salah satunya dengan mencegah disrupsi.
Menurut Muliaman, persiangan yang dihadapi BPR sangat ketat. "BPR harus siap mental," kata dia di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin, (10/7).
Menurut dia, BPR menghadapi persaingan dari lembaga keuangan, baik yang besar maupun kecil. Belum lagi, perkembangan teknologi yang semakin pesat dan dimanfaatkan pesaing. Muliaman menambahkan, saat ini jaman disrupsi. Layanan yang lebih mudah, nyaman, dan murah akan menggerus layanan lainnya. Dia mencontohkan pertumbuhan taksi onlinedibandingkan taksi konvensional. "Fenomena ini akan meluas karena peranan teknologi."
Muliaman meminta BPR meningkat pemanfaatan teknologi untuk membenahi pelayanan. Selama ini, layanan merupakan salah satu masalah yang paling banyak dikeluhkan nasabah BPR. Seluruh BPR juga harus bersinergi. BPR saat ini memiliki sekitar 1.600 unit yang tersebut di seluruh Indonesia. Lokasi unit pun terletak dengan sekali dengan masyarakat.
Menurut Muliaman, jaringan tersebut bisa menjadi nilai jual BPR. Asalkan setiap unit saling terintegrasi. Dia mencontohkan jaringan PT Pos Indonesia yang tersebar luas di seluruh negeri. "Pos itu bagaikan gadis cantik. Banyak yang ingin bekerjasama dengan mereka karena luasnya jaringan itu," ujar dia.
Jika BPR bisa juga menjelma menjadi "gadis cantik", Muliaman memprediksi BPR bisa berkontribusi lebih terhadap industri, termasuk program keuangan inklusif dari pemerintah. Dari sisi internal, BPR juga menghadapi banyak kendala, mulai dari modal terbatas hingga sumber daya manusia. Tantangan lainnya adalah layanan dan tata kelola atau good corporate governance (GCG) yang kurang baik.
BPR telah mencanangkan beberapa langkah untuk berbenah. Salah satunya adalah merumuskan ulang branding BPR. Selain itu, BPR menjalin kerja sama untuk memaksimalkan penggunaan teknologi.
Sumber: Tempo