SUKABUMIUPDATE.com - Murahnya harga Singkong saat ini selain membuat nasib para petani kian terpuruk, sejumlah pengepul di Desa Bojongtipar Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi pun terancam gulung tikar.
Informasi dihimpun, dari harga Singkong yang sebelumnya mencapai Rp1.200 per Kilogramnya (Kg), kini hanya dihargai Rp300 per Kg.
BACA JUGA: Ditambah Pungli, Harga Singkong di Bojongjengkol Kabupaten Sukabumi Ngagejret Pisan
Jejen (67), warga Pasir Nagrak Desa Bojongtipar, mengaku sudah tidak bisa usaha lagi, setelah harga Singkong tidak laku di pasar.
"Ya, sejak harga murah, sebagai pengepul tidak bisa mengambil hasil panen ke petani. Bahkan modal yang pernah dikeluarkan untuk kebutuhan petani, pada saat musim tanam, tidak bisa kembali," aku Jejen kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (8/7).
BACA JUGA: Petani Surade Kabupaten Sukabumi Ogah Jual Gabah ke Bulog
Menurutnya, selama ini ia biasa menyiapkan pupuk untuk petani dan akan diganti pada saat panen. Kalau kondisi seperti ini, kita mau nagih ke petani juga serba salah. Kasihan juga, karena petani mau panen pun harganya murah,†tuturnya.
Jangankan kembali modal kata Jejen, malah sebaliknya bisa-bisa nombok. Akhirnya, saya dan teman-teman pengepul lain banyak yang gulung tikar, bahkan ada juga yang tidak bisa setor mobil yang biasa digunakan untuk angkut hasil panen. Sekarang mah ngurusin kebun sendiri aja walaupun sedikit," ucapnya.
BACA JUGA: 40 Hektar Sawah Terancam Puso di Surade Kabupaten Sukabumi
Kondisi ini diakui Suryadi (45), petani Singkong di Kampung Ciasih Desa Cijulang Kecamatan Jampang Tengah.
Pengepul berani menerima di jalan dengan harga Rp300 per Kg, petani yang mengeluarkan modal untuk biaya cabut Rp100 per Kg, biaya angkut ke jalan Rp100 per Kg, sisanya Rp200. Sedangkan modalnya Rp1.000 per pohon, kalau satu pohon tiga Kg, menghasilkan Rp900, kita tekor Rp100,†rincinya.
BACA JUGA: Puluhan Hektar Sawah di Padabeunghar Kabupaten Sukabumi Gagal Panen
Keinginan Suryadi, maunya pemerintah bisa membantu mencarikan solusi, baik masalah harga atau jenis tanaman lainnya, tapi pasarnya difasilitasi juga, karena kalau Singkong pasarnya sudah ada tapi harganya murah.
"Tapi anehnya, harga Terigu dan Aci yang bahan pokoknya dari Singkong tetap saja mahal. Sedangkan harga Singkongnya sendiri turun drastis," keluhnya.