SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menghimbau masyarakat menerapkan empat kebiasaan penting agar terhindar dari serangan ransomware. Kebiasaan penting pertama adalah mem-backup data secara regular melalui CD, flash disk, hard diskeksternal, maupun perangkat penyimpanan lainnya.
“Setidaknya aman. Seenggaknya kita punya cadangan kalau serangan ransomware terjadi,†ujar Rudiantara dalam jumpa pers di Jalan Cikini, Jumat (30/6).
Rudiantara menekankan, pentingnya mendisiplinkan diri sendiri dengan kebiasaan tesebut karena serangan ransomware yang sempat terjadi bukan hanya isu pemerintah ataupun sebagian pihak. “Sebab hal itu kembali lagi ke masyarakat. Ini isu kita semua, bukan isu pemerintah, ahli IT, ID-Sirtii saja. Ini isu bersama,†tuturnya.
Sebelumnya, pada periode pertengahan Mei lalu virus malware jenis Ransomware WannaCry atau Wanna Decryptor sempat merebak. Penyebaran virus itu tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.Â
Saat itu, di Indonesia, Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais dilaporkan menjadi target serangan peretasan massal yang kini tengah terjadi di 99 negara. WannaCry mengincar komputer bersistem operasi windows yang memiliki kelemahan terkait layanan SMB (Server Message Block) yang dijalankan di komputer tersebut dan bisa melakukan eksekusi perintah lalu menyebar ke komputer lain pada jaringan yang sama.
Lebih jauh, Rudiantara menjelaskan, kebiasaan penting kedua lainnya yang harus dilakukan masyarakat adalah mengunduh antivirus terbaru. Hal itu untuk menangkal serangan-serangan virus yang kerap diperbaharui dan diperkuat setiap waktunya.
Kebiasaan penting ketiga, kata Rudiantara, adalah masyarakat agar selalu menggunakan piranti lunak asli dan selalu memperbaharui patch-nya. Sebab, software dengan seri lama lebih rentan disusupi oleh ransomware dibandingkan dengan seri terbaru.Â
Terakhir, kebiasaan penting keempat adalah masyarakat agar secara rutin dan berkala mengganti kata sandi komputernya. Dia menilai banyak masyarakat yang masih kurang peduli dengan hal ini. Padahal, kata sandi yang tidak pernah diganti dalam jangka waktu yang panjang akan mempermudah para peretas untuk melakukan aksinya.
Untuk menggembar-gemborkan hal ini, Rudiantara berujar pemerintah bakal melakukan sejumlah sosialisasi, yaitu dengan menggunakan running-text di siaran televisi. Pemerintah juga akan memaksimalkan jaringan seluler untuk memperingatkan masyarakat. “Akan mengirimkan SMS kepada masyarakat terkait hal ini,†kata dia.
Sumber: Tempo