SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, yakin secara umum bisnis retail masih baik. Hal ini dikatakan usai ditanyakan mengenai kondisi bisnis ritel usai tutupnya seluruh gerai 7-Eleven di dalam negeri.
"Masih baik, tapi memang bisnis modelnya (7-Eleven) saja yang kurang pas," kata Rosan Roeslani saat ditemui di rumah dinas Menteri Perindustrian, di kompleks Widya Chandra, Jakarta, Ahad, (25/6).
Sebelumnya PT Modern Internasional Tbk. mengumumkan bakal menutup seluruh gerai 7-Eleven di bawah manajemen anak usahanya PT Modern Sevel Indonesia mulai (30/6). Direktur Modern Internasional Chandra Wijaya menuturkan penutupan seluruh gerai ini karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh perseroan untuk menunjang kegiatan operasional gerai 7-Eleven.
Keterbatasan sumber daya tersebut terjadi setelah batalnya rencana akuisisi aset dan bisnis 7-Eleven dari PT Modern Sevel Indonesia kepada PT Charoen Pokphand Restu Indonesia. "Per (30/6), seluruh gerai 7-Eleven di bawah manajemen PT Modern Sevel Indonesia yang merupakan salah satu entitas anak perseroan akan menghentikan kegiatan operasionalnya," ujar Chandra seperti dikutip dari keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (23/6).
Lebih jauh, menurut Rosan, tutupnya seluruh gerai 7-Eleven itu akibat bisnis model yang tak cocok dengan kondisi di Indonesia. Akibatnya, margin yang tipis dan volume penjualan yang rendah membuat mereka tutup.
Sementara itu Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi S. Lukman, memperkirakan pertumbuhan industri retail akan berat di tahun ini. Dalam hitungannya, pertumbuhan industri retail di tahun ini tak sebaik tahun lalu.
Adhi berharap target pertumbuhan industri retail tahun ini adalah 10 persen. Alasannya karena turunnya industri ritel akan berdampak kepada industri makanan dan minuman. "Outlet (untuk) penjualan berkurang, kira-kira begitu," ucap Adhi saat ditemui di tempat yang sama.
Sumber: Tempo