SUKABUMIUPDATE.com - Dolar Amerika Serikat bergerak melemah pada perdagangan Jumat (23/6), karena para investor menanti data indikator inflasi pekan depan.
Indeks dolar AS, yang melacak kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya, terpantau melemah 0,11 persen atau 0,105 poin ke level 97,488 pada pagi ini pukul 09.24 WIB.
Indeks mencapai puncaknya pada level tertinggi satu bulan di 97,871 pada awal pekan setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan pekan lalu dan membuka opsi pengetatan moneter lanjutan di akhir tahun.
Sejak itu, indeks dolar tertahan pada rentang pergerakan yang ketat karena tidak adanya katalis penggerak indeks.
"Sementara pasar berhasil memanfaatkan sentimen the Fed pekan lalu, sebenarnya tidak banyak faktor bagi dolar untuk bergerak dalam pekan ini tanpa adanya rilis data indikator utama," kata Shin Kadota, analis senior Barclays, seperti dikutip Reuters.
"Namun, inflasi kemungkinan akan menjadi tema yang menggerakkan mata uang minggu depan yang seiring rilis serangkaian data ekonomi yang akan menjadi kunci, mengingat kemerosotan minyak mentah minggu ini telah mengaburkan prospek inflasi AS," lanjutnya.
Data ekonomi AS yang akan dirilis pekan depan termasuk indikator kepercayaan konsumen bulan Juni, penjualan rumah, persediaan minyak mentah, revisi PDB kuartal pertama dan indeks harga PCE.
Sementara itu, dolar AS menguat terhadap yen Jepang sebesar 0,01 persen ke level 111,34 yen per dolar. Terhadap euro, dolar melemah 0,03 persen ke level US$ 1,1155 per euro.
Sumber: Tempo