SUKABUMIUPDATE.com - Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk, Budi Harto, mengatakan nilai proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi tahap I dikoreksi. Jumlahnya lebih kecil dibandingkan usulan awal.Â
Budi mengatakan koreksi diputuskan kemarin setelah bernegosiasi dengan Oriental, konsultan Kementerian Perhubungan. "Jadinya koreksi Rp 1,6 triliun dari Rp 23,5 triliun," ujarnya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (21/6). Menurut Budi, total nilai proyek tahap I sudah final ditetapkan senilai Rp 21,9 triliun.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono enggan berkomentar mengenai hasil negosiasi tersebut. "Ini lagi di-assess ke Pak Menteri," ujarnya di lokasi yang sama. Dia mengatakan pernyataan resmi terkait nilai proyek LRT Jabodebek akan disampaikan Menteri Perhubungan.Â
Proyek LRT Jabodetabek saat ini sudah memasuki tahap pembangunan. Budi Harto mengatakan prosesnya sudah mencapai 20 persen di keseluruhan lokasi.
Hingga akhir tahun nanti, Adhi Karya menyiapkan dana Rp 9 triliun. Dana tersebut berasal dari kas perusahaan dan pinjaman.Â
Biaya yang dikeluarkan Adhi Karya akan diganti pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (KAI). Pemerintah menunjuk PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk melakukan studi kelayakan dan menentukan skema pembiayaan terbaik.
Direktur Utama PT SMI Emma Sri Wartini mengatakan pihaknya masih mengkaji biaya kebutuhan modal (capex) dan biaya operasional (opex) proyek tersebut. "Dalam awal Juli ini, lah, kami verifikasi capex dengan Adhi Karya dan KAI," kata dia.Â
Pemerintah menargetkan financial closing proyek LRT Jabodebek bisa dilaksanakan tahun ini. Menurut Prasetyo, semua pihak sepakat financial closing dilaksanakan sebelum tanda tangan kontrak proyek. "Itu mintanya November," kata dia.Â
Sumber: Tempo