SUKABUMIUPDATE.com - Meskipun sudah memasuki musim panen, tidak membuat harga petai turun harga di Pasar Semi Modern (PSM) Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi. Tingginya harga petai ini akibat mata rantai perdagangan yang panjang.
Pantauan sukabumiupdate.com, Selasa (20/6), petai ini diterima pedagang bukan langsung dari petani. Namun dari petani ke tengkulak, dan tengkulak ke pedagang. Harga yang dipatok para tengkulak ke pedagang PSM Palabuhanratu terbilang tinggi.
BACA JUGA:Â Harga Kebutuhan Pokok di PSM Cicurug Kabupaten Sukabumi Relatif Stabil
Salah seorang tengkulak petai, Edot (48), mengatakan, masih tingginya harga petai ini, bukan karena permainan tengkulak. Namun harga dari petani memang masih tinggi. “Banyak gagal panen. Ongkos kirim ke pasar juga naik. Kami menjual per satu papan seharga lima ribu Rupiah, kalau satu ikat 450 ribu Rupiah. Satu ikatnya isi 100 papan,†ungkap Edot.
Harga tersebut, kata dia, masih tergantung kualitas. Kalau petai sudah layu, harga otomatis turun. “Ada risiko bagi tengkulak dan pedagang,†kilahnya.
Muklis (38), seorang pedangang petai di PSM Palabuhanratu mengatakan, petai yang dipasok para tengkulak ke daerah Palabuhanratu, memang sudah tinggi. “Pedagang hanya mengambil untung sedikit. Harga jual dari tengkulak ke konsumen kami samakan,†katanya.
BACA JUGA:Â Pedagang Ngeluh, Harga Ikan Basah di PSM Cibadak Kabupaten Sukabumi Mulai Melambung
Sementara seorang pembeli, Umiyanti (42), warga Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, mengakui jika harga petai yang dijual pedagang masih terbilang mahal.
“Biasanya kalau musim petai, satu biji itu harganya 1.500 sampai dua ribu Rupiah per biji. Saya penggemar petai, jadi sedikit banyak tahu pergeseran harganya. Memang kalau lagi tidak musim bisa mencapai sepuluh ribu Rupiah per biji,†katanya.