SUKABUMIUPDATE.com - Laporan keuangan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sukabumi, dari waktu ke waktu menunjukkan grafik peningkatan cukup signifikan. Hanya saja, masih banyaknya nasabah menunggak pembayaran kredit, menjadi pekerjaan rumah untuk segera dicarikan solusinya.
Demikian dikemukakan Ketua Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Sukabumi, Iyos Somantri kepada sukabumiupdate.com, usai menghadiri buka puasa di Kantor PD BPR Sukabumi, Kamis (15/6).
“Kalau kami lihat dari sisi laporan keuangan tahun lalu dan sekarang sudah bagus, bahkan bisa dibilang kalau di pemda sudah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Begitu juga dari sisi laba ada peningkatan yang berdampak kepada setoran Pendapatan Asli Daerah,†jelas Iyos.
BACA JUGA: Kontribusi BPR Sukabumi dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
Iyos mengaku, tidak pernah berhenti untuk mengingatkan jajaran direksi BPR Sukabumi untuk menangani masalah masih banyaknya nasabah yang menunggak pembayaran kredit. “Saya meminta mereka (direksi-red) untuk lebih meningkatkan kehati-hatian dalam hal pemberian kredit, sehingga Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah setiap hari terus turun,†ucapnya.
Dijelaskannya, dari sisi penyertaan modal ke BPR Sukabumi tahun ini Pemerintah Kabupaten Sukabumi sudah mengucurkan anggaran senilai Rp10 miliar yang bisa digunakan untuk memberikan pinjaman kredit bagi kelompok usaha kecil menengah dalam rangka mengeliminir rentenir.
BACA JUGA:Â BPR Sukabumi Perang dengan Rentenir Melalui Sahabat Mikro
“Kita berharap dengan adanya BPR, bisa memberikan fasilitas kredit kepada para pelaku UKM. Sehingga bisa melaksanakan usaha dengan tenang dan tidak dikejar-kejar oleh rentenir, apalagi bunganya kecil hanya enam persen,†pungkas Iyos.
Menanggapi pernyataan Sekda, Direktur Utama PD BPR Sukabumi, Engkos Rosidin menegaskan jika pihaknya sudah melakukan studi banding ke daerah lain untuk melihat BPR yang lebih baik dan menerapkan ilmunya di Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA:Â Hingga Akhir April, DPK BPR Sukabumi Cabang Cibadak Rp17 Miliar
“Hasil dari studi banding, sekarang kami sudah membentuk tim penyelesaian kredit. Terbukti, setiap tahun kredit bermasalah terus menurun,†tegasnya.
Terkait penyertaan modal senilai Rp10 miliar dari Pemkab Sukabumi bagi pelaku UKM, Engkos mengaku hingga saat baru terserap sekitar Rp800 juta. “Modalnya baru masuk ke kami, karena ada prosedur harus diketahui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meskipun dari Pemkab sudah lama disimpan dananya,†jelasnya.