SUKABUMIUPDATE.com - Peredaran uang palsu di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Menurut Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Suhaedi, peredaran uang palsu masih ada, tapi secara jumlah tidak begitu signifikan.
"Hingga Mei 2017, jumlahnya hanya tiga lembar per sejuta lembar uang yang beredar," kata Suhaedi di gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (14/6).
Menurut dia, penurunan itu dapat terjadi lantaran pemahaman masyarakat akan uang rupiah semakin tinggi, sehingga tidak dapat dikelabui oleh uang palsu itu.Â
Kendati demikian, dia mengimbau masyarakat tetap waspada akan peredaran uang palsu, terutama pada Lebaran ini, di mana peredaran uang semakin cepat dan para pelaku dapat memanfaatkan momen ini dengan berbagai modus.Â
Suhaedi juga yakin uang rupiah baru tahun emisi 2016 akan sulit dipalsukan. "Sulit memalsukan sampai benar-benar mirip karena tingkat keamanannya," katanya.Â
Masyarakat dapat memastikan keaslian uang rupiah kertas. Salah satunya dengan metode 3D atau dilihat, diraba, diterawang. Metode lain yang dapat digunakan untuk mengenali keaslian uang adalah dengan sinar UV dan kaca pembesar.Â
Untuk mensosialisasikan uang rupiah tahun emisi 2016 yang belum terlalu marak di masyarakat, BI dan Himbara bakal membuka gerai penukaran uang di 1.136 titik yang tersebar di seluruh wilayah NKRI, terutama daerah terpencil, terluar, dan terdepan, pada 16-17 Juni 2017.
Dengan program itu, perbankan hendak menarik uang tak layak edar yang selama ini terus berputar di masyarakat dan tak kunjung kembali ke bank. Bank-bank pelat merah itu juga bakal melakukan sosialisasi mengenai uang edaran baru, ciri-ciri keaslian uang rupiah, serta cara mengidentifikasi uang palsu dan cara merawat uang rupiah.
Â
Sumber: Tempo